
Waspada! Kabar Buruk dari Amerika, China dan Rusia Serbu RI

Beralih ke Paman Sam, bursa Wall Street kembali ditutup beragam. Seperti sehari sebelumnya, Indeks Dow Jones ditutup di zona hijau sementara indeks Nasdaq dan indeks S&P 500 mengakhiri perdagangan di zona merah.
Pada perdagangan Rabu (25/1/2023), indeks Dow Jones ditutup menguat tipis 9,88 poin atau 0,03% ke 33.743,84. Indeks Nasdaq melemah 0,18% atau 20,91 poin ke 11.313,36 sementara indeks S&P 500 turun 0,73 poin atau 0,02% ke 4.016,22.
Kembali anjloknya indeks S&P dan Nasdaq disebabkan oleh suramnya kinerja dan laporan keuangan perusahaan. Seperti diketahui, puluhan perusahaan raksasa akan dan telah melaporkan kinerja keuangan mereka pada pekan ini.
Sejumlah perusahaan besar yang mengumumkan laporan keuangan pada Rabu (25/1/2023) di antaranya Boeing, AT&T Inc, Capital One, Intuitive Surgical, dan perusahaan keamanan aplikasi F5.
Dari lima perusahaan, hanya AT&T yang mampu membukukan pendapatan di atas ekspektasi analis.
Boeing melaporkan jika mereka masih masih mencatat net loss sebesar US$ 663 juta pada kuartal IV-2022. Penjualan Abbot juga turun. Tesla dan IBM akan merilis laporan keuangan begitu bursa tutup pada Rabu (25/1/2023).
Salah satu pemberat indeks Nasdaq adalah Microsoft. Perusahaan yang berkantor pusat di Radmond, Washington tersebut memberi sinyal jika kinerja mereka akan melambat pada kuartal berikutnya.
Pada kuartal II tahun fiskal 2023 yang berakhir pada Desember 2022, pendapatan Microsoft hanya naik 2% dibanding kuartal sebelumnya.
Pendapatan mereka tercatat US$ 52,77 miliar atau di bawah ekspektasi pasar yakni US$ 52,94. Microsoft memperkirakan pendapatan mereka akan turun menjadi US$ 50,5-51,5 miliar pada kuartal berikutnya.
"Jika perusahaan melihat masa depan mereka sendiri bearish, mengapa kemudian investor harus bullish?Pesan inilah yang sangat kuat pada musim earnings sejauh ini," tutur analis 50 Park Investments, Adam Sarhan CEO, dikutip dari CNBC International.
Sejauh ini 95 perusahaan atau 19% di indeks S&P sudah mengumumkan laporan keuangan mereka.
Dari jumlah tersebut, 68% melaporkan kinerja mereka di atas ekspektasi. Namun, prosentase tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata laporan keuangan pada kuartal IV tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 79%.
Analis kini melihat agregat laporan keuangan perusahaan di indeks S&P akan turun 3% (year on year/yoy). Perkiraan ini jauh lebih dalam dibandingkan proyeksi pada 1 Januari yakni 1,6%.
Investor terkenal Jeremy Grantham mengingatkan pasar jika mereka harus mempersiapkan diri untuk kondisi yang lebih buruk dan menghadapi bear market ke depan.
Grantham memperkirakan S&P akan berakhir di kisaran 3.200, 20% di bawah level yang sekarang. Namun, indeks bisa turun lebih dalam untuk waktu yang lebih lama lagi.
(mae/mae)