Internasional

'Tsunami Covid' Benar-Benar Hantam China, Ini Data Barunya

sef, CNBC Indonesia
25 January 2023 21:50
Orang-orang berdoa dan membakar dupa untuk pemberkatan di Kuil Mausoleum Taihao untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada 22 Januari 2023 di Zhoukou, Provinsi Henan, Tiongkok. (Yang Zhenghua/VCG via Getty Images)
Foto: Orang-orang berdoa dan membakar dupa untuk pemberkatan di Kuil Mausoleum Taihao untuk merayakan Tahun Baru Imlek pada 22 Januari 2023 di Zhoukou, Provinsi Henan, Tiongkok. (VCG via Getty Images/VCG)

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Tsunami' Covid-19 benar-benar menghantam China. Ini terlihat dari data terbaru yang dipublikasikan website lembaga Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Covid-19 China (CDC), Rabu (25/1/2023).

Kasus Covid-19 mencapai puncak dengan lebih dari 7 juta infeksi setiap hari sekitar 22 Desember lalu. Kematian juga mencapai rekor dengan menembus lebih dari 4.000 kasus di 4 Januari 2023.

"Sekitar 22 Desember 2022, jumlah orang yang terinfeksi dan jumlah konsultasi rawat jalan demam mencapai puncaknya," tulis lembaga itu, sebagaimana dimuat Reuters.

"Kasus melebihi 7 juta per hari dan jumlah konsultasi rawat jalan harian memuncak pada 2,867 juta ... Hampir 6.000 orang dengan Covid-19 meninggal di rumah sakit 1 Januari," tambah CDC China lagi.

Data tersebut muncul setelah seorang ilmuwan terkemuka mengatakan pada akhir pekan bahwa 80% dari 1,4 miliar populasi China telah terinfeksi. Ini di tengah tingginya perjalanan yang terjadi di periode liburan Tahun Baru Imlek yang kadang dijuluki sebagai 'migrasi manusia terbesar di dunia'.

Tingginya mobilitas orang-orang dikhawatirkan dapat menyebarkan virus ke pedesaan dan menyebabkan gelombang infeksi kedua. Kementerian Transportasi China sebelumnya memperkirakan lebih dari 2 miliar perjalanan dilakukan selama 40 hari di musim Tahun Baru Imlek 2023.

"Dalam dua hingga tiga bulan ke depan, kemungkinan rebound skala besar Covid-19 atau gelombang kedua infeksi di seluruh negeri meski lebih kecil," kata epidemiolog Wu Zunyou.

Sebelumnya para ahli di dunia termasuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan bahwa angka kasus Covid-19 China dan kematian yang dipublikasikan pemerintah mungkin jauh dari perhitungan penuh .Kematian di rumah tidak dihitung dan banyak dokter mengatakan mereka tidak disarankan untuk menyebut Covid-19 sebagai penyebab kematian.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Covid-19 China Catat Rekor Tertinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular