CNBC Indonesia Research

Asal Muasal Kelangkaan Dolar Amerika di RI, Begini Ceritanya

Muhammad Maruf, CNBC Indonesia
24 October 2022 07:16
Duh Rupiah! Awal Tahun Rp 14.200/US$, Kini Rp 15.600/US$
Foto: Infografis/Duh Rupiah! Awal Tahun Rp 14.200/US$, Kini Rp 15.600/US$ /Aristya Rahadian

Ini yang banyak orang lupa, atau luput dari pengetahuan. Sebagaimana bank sentral lain, selain menaikkan suku  bunga acuan, Fed juga melakukan operasi moneter dengan-kasus saat ini-menjualsurat utang pemerintah ASuntuk menyedot dana masyarakat, sehingga inflasi lebih cepat teratasi.

Sampai dengan kuartal pertama tahun ini, the Fed memang masih berbelanja besar-besaran, membeli miliaran dolar AS setara obligasi di pasar untuk mensetimulan ekonomi pasca Covid-19. Namun, seiring pembalikan arah kebijakan menjadi moneter ketat pada Maret lalu, kini mereka tidak lagi membeli, tetapi berbalik menjual aset-aset yang telah dibeli dan dikumpulkan sejak krisis global 2008.

Ini berarti, tidak ada lagi pasokan baru dolar AS di pasar, tidak ada lagi cetak uang oleh bank sentral AS yang dilakukan sejak lama, atau keren dengan istilah quantitative easing (QE). Yang ada di AS kini justru bank sentralnya sedang giat menyedot uang beredar di masyarakat dengan menawarkan yield aset-aset keuangan menarik ke bank-bank, atau istilah populernya quantitative tightening (QT).

The Fed memulai lego besar-besaran aset untuk mengurang beban pada neracanya sejak Juni lalu, dengan menjual hingga US$47,5 miliar perbulan. Batas atas penjualan aset itu dinaikkan menjadi US$95 miliar pada pertemuan FOMC di September.

Rencananya, Fed akan menyedot lebih dari US$522 miliar uang dari sistem keuangan sampai akhir 2022, dan lebih dari US$1,1 triliun di akhir 2023. Hitungan Fed, setiap US$1,5 triliun penjualan asetnya itu setara dengan efek kenaikan suku bunga acuan 100 bp atau 1%.

Sekedar info, jumlah obligasi pemerintah AS dan mortgage-backed securities (di Indonesia, sejenis kontrak investasi kolektif efek beragun aset/KIK EBA) yang ada di neraca the Fed saat ini mencapai US$9 triliun. Mayoritas dari US$4,6 triliun berasal dari pembelian besar-besaran sejak pandemi Covid-19, dan sekarang hendak kembali dijual lagi ke pasar keuangan.

Inilah penyebab kedua kelangkaan uang dolar AS dimana mana. Uang greenback tersedot, kembali ke mesin pencetaknya, Fed dengan cara ditukar dengan obligasi AS yang dibeli oleh pelaku pasar di sana.

(mum/mum)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular