Newsletter
PPKM Level 4 Selesai Hari Ini atau Lanjut Lagi, Pak Jokowi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia bergerak variatif pada perdagangan pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, tetapi nilai tukar rupiah mampu menguat.
Seminggu kemarin, IHSG melemah 0,52% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan, IHSG harus puas tergusur dari level 6.100.
Pembelian saham oleh investor asing pada minggu ini adalah Rp 14,35 triliun. Namun investor asing menjual lebih banyak yaitu Rp 15,39 triliun. Dengan demikian, investor asing melakukan jual bersih Rp 1,04 triliun.
![]() |
Namun, sepertinya pelaku pasar masih berminat masuk ke pasar obligasi pemerintah. Imbal hasil (yield) Surat Utang Negara tenor 10 tahun yang sempat berada di 6,3017% turun menjadi 6.307% pada akhir pekan lalu.
Yield dan harga obligasi berbanding terbalik. Penurunan yield berarti harga obligasi sedang naik karena peningkatan permintaan.
![]() |
Per 27 Juli 2021, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) adalah Rp 965,56 triliun. Bertambah Rp 2,79 triliun dibandingkan posisi sepekan sebelumnya.
Pekan lalu, lelang obligasi pemerintah berjalan sukses. Pemerintah lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBN) di mana penawaran yang masuk mencapai Rp 56,69 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp 13,15 triliun, lebih tinggi dibandingkan target indikatif yang senilai Rp 12 triliun.
Kemudian pada 28 Juli 2021, pemerintah berhasil menjual SBN berdenominasi valas yaitu dolar AS dan euro. Ada tiga seri SBN dolar AS dengan nilai total penerbitan US$ 1,65 miliar. Sementara untuk SBN euro hanya ada satu seri dengan nilai penerbitan EUR 500 juta.
Arus modal di pasar SBN ini menjadi penopang penguatan nilai tukar rupiah. Sepanjang pekan ini, rupiah menguat 0,21% di hadapan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) secara point-to-point.
![]() |
Halaman Selanjutnya --> Virus Corona Varian Delta 'Hantui' Wall Street