
BI (Kayaknya) Mau Turunkan Bunga, Rakyat Jelata Dapat Apa?

Sekarang apa kaitannya penurunan suku bunga dengan pertumbuhan ekonomi? Mengapa suku bunga yang lebih rendah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi?
Saat ini, pembiayaan ekonomi nasional masih sangat mengandalkan perbankan. Menurut catatan Bank Dunia, 77,3% aset lembaga keuangan di Indonesia dikuasai oleh bank. Aset perbankan mencapai 55,4% PDB.
Jadi rumah tangga dan dunia usaha di Indonesia sangat tergantung kepada bank dalam menyediakan sumber dana untuk ekspansi. Sumber dana itu adalah kredit perbankan.
Kalau bunga kredit perbankan masih tinggi, maka hasrat rumah tangga dan dunia usaha untuk melakukan ekspansi pun berkurang. Apalagi di tengah suasana yang serba prihatin karena pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) seperti sekarang, tentu sulit mengharapkan ada ekspansi kalau bunga kredit masih ketinggian.
Apa yang membentuk suku bunga kredit?
Bank akan memberikan bunga kredit yang tinggi kalau bunga simpanan tinggi. Bunga simpanan mencerminkan biaya dana perbankan, seberapa besar duit yang harus keluar untuk membiayai kelangsungan usaha.
Bunga simpanan ditentukan oleh pergerakan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), pasar tempat bank saling meminjam untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Nah, BI 7 Day Reverse Repo Rate akan menentukan PUAB pada tenor pendek, tenor paling aktif diperdagangkan.
Pada 2020, BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar 125 bps. Hasilnya, suku bunga simpanan turun bahkan lebih dalam dari itu.
Per November 2011, rata-rata suku bunga deposito tenor satu bulan (yang menjadi acuan biaya dana) di bank komersial adalah 4,48% per tahun. Sudah turun drastis 153 bps dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumya.
Halaman Selanjutnya --> Bunga Kredit Masih Mahal!
(aji/aji)
