Polling CNBC Indonesia

Impor Masih Nyungsep, Neraca Dagang Diramal Surplus US$ 2,7 M

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 December 2020 12:03
Aktifitas Peti Kemas di Daerah Priok. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Akan tetapi, pada November 2020 sepertiya ada kabar baik. Kalau sesuai perkiraan ekspor tumbuh 3,29% YoY, maka akan menjadi catatan terbaik sejak Februari 2020. Artinya, sedikit demi sedikit kinerja ekspor mulai membaik menuju pencapaian sebelum pandemi.

Perbaikan ekspor ditunjang oleh kenaikan harga komoditas andalan terutama batu bara dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) sepanjang November 2020 melonjak 18,06% point-to-point. Dibandingkan dengan posisi akhir November 2019, harga komoditas ini mencatatkan kenaikan 0,86%.

Sedangkan harga CPO di Bursa Malaysia sepanjang November 2020 melesat 9,76% secara point-to-point. Dibandingkan akhir November 2019, harga meroket 20,44%.

"Permintaan di negara-negara tujuan ekspor utama juga bagus. Ini terlihat dari PMI manufaktur di negara-negara mitra dagang utama seperti China dan Amerika Serikat (AS) yang berada di atas 50. Impor China dari Indonesia pada November 2020 naik 7,08% YoY," tulis Faisal Rachman, Ekonom Mandiri, dalam catatannya.

Faisal memperkirakan peningkatan kinerja ekspor sementara impor yang masih lambat bakal terjadi setidaknya sampai akhir tahun ini. Oleh karena itu, kemungkinan besar neraca perdagangan masih akan membukukan surplus pada Desember 2020.

Surplus neraca perdagangan akan sangat membantu transaksi berjalan (current account). Sepanjang 2020, sepertinya defisit transaksi berjalan tidak akan sedalam perkiraan sebelumnya.

"Awalnya kami memperkirakan defisit transaksi berjalan sepanjang 2020 di -1,49% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Kini proyeksi kami ada di kisaran -0,32% hingga -0,51% PDB. Namun seiring dengan pemulihan ekonomi, kami perkirakan defisit transaksi berjalan akan kembali melebar ke -2,4% PDB pada 2021," sebut Faisal.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular