Surplus Transaksi Berjalan Diprediksi Berlanjut di Kuartal IV

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 November 2020 21:30
Gedung BI
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mencetak surplus transaksi berjalan pada kuartal III-2020, memotong defisit yang dicetak selama 9 tahun. Pada kuartal IV-2020, pertanda surplus tersebut dinilai masih terlihat dan memberi jalan lapang bagi pemangkasan suku bunga acuan.

Bank Indonesia pada Jumat (20/22/2020) mengumumkan bahwa Neraca Pembayaran Indonesa (NPI) mencetak surplus pada kuartal III-2020, meski tidak sebesar surplus kuartal sebelumnya. Namun yang menjadi kejutan adalah transaksi berjalan berhasil surplus.

"NPI mencatat surplus sebesar US$ 2,1 miliar pada triwulan III 2020, melanjutkan capaian surplus sebesar US$ 9,2 miliar pada triwulan sebelumnya. Surplus NPI yang berlanjut tersebut didukung oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial," tulis BI dalam keterangan resminya.

Sementara itu, surplus transaksi berjalan tercatat senilai US$ 1 miliar atau 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang ditopang neraca barang seiring dengan perbaikan kinerja ekspor di tengah anjloknya impor akibat lemahnya permintaan domestik.

Pendorong utama surplus NPI salah satunya adalah kuatnya aliran masuk (capital inflow) investasi portofolio yang mencapai US$ 1,8 miliar dan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) sebesar US$ 1,1 miliar.

Menurut J.P. Morgan dalam laporan risetnya, ekonomi Indonesia semestinya pulih mulai kuartal pertama tahun depan, seiring dengan berbaliknya surplus transaksi berjalan menjadi defisit. Pada kuartal IV-2020, bank investasi asal Amerika Serikat (AS) tersebut memperkirakan transaksi berjalan masih akan surplus.

qSumber: JP Morgan

"Kami sebelumnya telah memperkirakan laju pemulihan yang lebih cepat pada semester kedua 2020, tetapi kami harus merevisi jalurnya dengan memasukkan neraca transaksi berjalan di dalamnya," tulis analis J.P. Morgan Sin Beng On, dalam laporan Asia Pacific Economic Research yang dirilis kemarin.

Sejauh ini, data neraca perdagangan per Oktober memang masih mengindikasikan surplus lanjutan di transaksi berjalan, yakni sebesar US$ 3,61 miliar atau tertinggi sepanjang tahun ini. Sebaliknya, impor anjlok 6,8% secara bulanan, dengan koreksi terdalam dialami kelompok barang modal sebesar 13,33%.

Memasuki November data transaksi non-residen per 9-12 November menunjukkan investor asing membukukan beli bersih Rp 7,18 triliun, meningkat dari periode 2-5 November 2020, di mana asing sudah mencetak pembelian bersih sebesar Rp3,81 triliun. Ini akan membantu memperkuat surplus neraca pembayaran pada kuartal IV-2020.

Jika kuartal IV-2020 memang masih surplus, maka J.P. Morgan memperkirakan BI akan kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,5% pada kuartal pertama 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selamat Tinggal, CAD! BI Ramal Transaksi Berjalan Surplus

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular