
Stok di Level Terendah 3 Tahun, Harga CPO ke Atas RM 3.400

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) merangkak naik pada perdagangan hari ini, Jumat (11/12/2020). Harga kontrak CPO pengiriman Februari 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 0,79% dari posisi penutupan perdagangan kemarin.
Harga minyak nabati unggulan Indonesia dan Malaysia itu dibanderol di level RM 3.430/ton pada 10.50 WIB. Sepanjang bulan Desember harga CPO telah naik 2,8%. Harga CPO sudah berada di zona positif jika dibandingkan dengan awal tahun.
Dalam enam bulan terakhir harga CPO telah naik 43,83% sementara sepanjang tahun berjalan atau year to date (ytd) harga minyak sawit mentah telah naik 11,5%.
Ada beberapa faktor yang membuat harga CPO naik pada perdagangan hari ini. Pertama adalah berita positif soal vaksinasi Covid-19 di berbagai negara yang membuat risk appetite terhadap komoditas semakin terangkat.
Inggris sudah mulai program vaksinasi Covid-19 darurat pekan ini dengan menggunakan 800 ribu dosis yang dipasok dari Pfizer Belgia. FDA AS disebut sudah meng-endorse vaksin yang sama untuk segera di gunakan dalam beberapa minggu mendatang. Di Kanada pun demikian.
Semakin maraknya program vaksinasi membuat prospek perekonomian menjadi lebih cerah. Untuk pertama kalinya dalam sejarah vaksin bisa langsung digunakan hanya dalam hitungan waktu pengembangan kurang dari setahun. Biasanya dalam kondisi normal butuh waktu hingga puluhan tahun.
Optimisme akan pemulihan ekonomi membuat harga-harga komoditas tak terkecuali minyak ikut terdongkrak. Untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan terakhir harga kontrak Brent menyentuh level US$ 50/barel.
Harga minyak yang naik positif untuk harga CPO. Pasalnya CPO merupakan salah satu bahan baku pembuatan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif minyak. Anjloknya harga minyak membuat penggunaan biodiesel dari minyak nabati terutama sawit menjadi kurang ekonomis.
Rendahnya stok minyak sawit di Malaysia juga memberi tekanan ke atas terhadap harga CPO meskipun ekspor mengalami pelemahan. Penurunan stok lebih diakibatkan oleh turunnya produksi di tengah merebaknya pandemi Covid-19 dan cuaca yang tak mendukung.
Stok minyak sawit Malaysia bulan November menyentuh level terendah dalam kurun waktu lebih dari tiga tahun terakhir ke 1,56 juta ton. Data surveyor kargo menunjukkan bahwa ekspor minyak nabati ini dari Negeri Jiran pada 1-10 Desember drop 6% sampai 11% dengan ekspor ke China turun setengahnya dari bulan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Melesat, Harga CPO Ikutan Meroket Nyaris 2%