
Anies Restui Restoran Hingga Bioskop Buka! Cuan, Cuan, Cuan?

Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mulai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Oktober 2020. Suku bunga acuan akan diumumkan esok hari.
Konsensus sementara yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warijyo dan kolega masih akan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4%. Adalah rupiah yang akan membuat BI ragu-ragu menurunkan suku bunga acuan.
Mata uang Tanah Air memang cenderung menguat akhir-akhir ini. Namun itu terjadi setelah melalui kuartal III-2020 yang 'berdarah-darah'. Selama Juli-September 2020, rupiah ambles 4,65% di hadapan dolar AS. Rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia.
Dalam UU No 3.2004, disebutkan bahwa mandat BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. BI tidak (atau belum, siapa yang tahu?) diberi tugas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Jadi wajar saja jika BI memilih untuk menjaga rupiah meski ada kebutuhan untuk menurunkan suku bunga demi menggenjot pertumbuhan ekonomi domestik. Mau bagaimana lagi, BI hanya menjalankan amanat UU...
Sentimen kempat, juga dari dalam negeri, adalah keputusan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang mengakhiri penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat. Mulai hari ini, Jakarta kembali ke masa PSBB Transisi di mana 'keran' aktivitas masyarakat kembali dibuka secara bertahap.
Contoh, restoran, rumah makan, dan kafe kini sudah boleh menerima pengunjung untuk makan-minum di tempat (dine-in) dengan kapasitas maksimal 50%. Sementara taman rekreasi dan pariwisata boleh kembali buka dengan batasan pengunjung maksimal 25% dari kapasitas. Aktivitas dalam ruangan (indoor) dengan pengaturan tempat duduk, misalnya bioskop, sudah bisa dilakukan dengan kapasitas maksimal 25%.
![]() |
Gubernur Anies Rasyid Baswedan mengambil keputusan ini setelah melihat perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Ibu Kota yang melandai. Per 8 Oktober, jumlah pasien positif corona adalah 83.372 orang. Bertambah 1.182 orang (1,44% dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (25 September-8 Oktober), rata-rata pasien baru bertambah 1.189 orang per hari. Naik dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 1.147 orang.
Namun pertumbuhan kasus menunjukkan perlambatan. Dalam dua pekan terakhir, rata-rata pasien baru bertambah 1,6% per hari. Lebih rendah ketimbang dua pekan sebelumnya yang nyaris 2%.
"Dengan pelonggaran ini, kami memperkirakan kontraksi (pertumbuhan negatif) ekonomi secara kuartalan pada kuartal IV-2020 dibandingkan kuartal III-2020 bisa dihindari. Akan tetapi, aktivitas ekonomi masih belum akan stabil dalam beberapa bulan ke depan, tergantung perkembangan kurva infeksi. Oleh karena itu, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2021 akan lebih dekat ke 4%, turun dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 5,6%," sebut Helmi Arman, Ekonom Citi, dalam risetnya.
Namun, pelonggaran PSBB di Jakarta tidak dipungkiri akan membawa dampak ekonomi yang signifikan. Bahkan peningkatan aktivitas warga Ibu Kota bakal mengangkat ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Maklum, Jakarta adalah provinsi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar. Jika Jakarta bisa bangkit, maka Indonesia secara keseluruhan bisa terungkit.
![]() |
Harapan pemulihan ekonomi nasional bisa berdampak positif terhadap pasar keuangan. Investor akan semakin pede menanamkan modal di bursa saham, valas, hingga obligasi. Oleh karena itu, jangan remehkan peluang penguatan IHSG, rupiah, sampai harga SBN hari ini.
