Newsletter

Vaksin Corona Segera Beredar, Harga Rp 500.000-an (Bisa Nego)

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 July 2020 06:00
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Ilustrasi Bursa Saham New York (AP Photo/Richard Drew)

Beralih ke bursa saham New York, tiga indeks utama finis di zona hijau. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,43%, S&P 500 menguat 0,74%, dan Nasdaq Composite melesat 1,67%.

Investor di Wall Street menantikan kabar terbaru dari Washington. Akhir pekan ini, semestinya paket stimulus fiskal berupa pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar US$ 600 (sekira Rp 8,69 juta) per minggu bakal berakhir. Bantuan ini sedikit banyak menopang ekonomi rumah tangga di Negeri Adidaya yang terpukul akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang membuat lapangan pekerjaan menipis.

Kubu Partai Republik di House of Representatives (salah satu dari dua kamar parlemen di AS) mengajukan proposal paket stimulus baru bernilai US$ 1 triliun (Rp 14.490 triliun). Nilai BLT untuk sementara diturunkan dulu ke US$ 200 (Rp 2,89 juta) tetapi kemudian rencananya bakal naik menjadi US$ 1.200 (Rp 17,34 juta). Plus akan ada bantuan untuk usaha kecil, sekolah, dan perlindungan bagi dunia usaha.

"Kami akan bersiap. Kami akan memberikan bantuan lanjutan yang bisa mencakup 70% dari gaji para pegawai yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)," kata Mark Meadow, Kepala Staf Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

Kubu Partai Demokrat, yang menduduki kursi mayoritas di House, punya tendensi untuk menambah paket stimulus menjadi US$ 3 triliun (Rp 43.472 triliun). Nancy Pelosi, Ketua House, ingin agar BLT bisa terjamin diberikan hingga akhir tahun.

Namun yang jelas, pelaku pasar menilai eksekutif dan legislatif punya pandangan yang sama yaitu bagaimana menyelamatkan rakyat. Bagaimana pun nanti keputusannya, yang terpenting adalah BLT akan berlanjut dan mungkin bisa sampai akhir tahun ini.

"Pasar melihat ini sebagai sesuatu yang positif. Ini layaknya vaksin yang membuat kita sehat sampai akhir tahun," ujar Thomas Hayes, Managing Member di Great Hill Capital LLC yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

BLT akan memainkan peran penting dalam menjaga konsumsi rumah tangga di AS. Konsumsi rumah tangga adalah kontributor utama dalam perekonomian AS.

Pada 2018, nilai ouput ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) AS adalah US$ 20,58 triliun. Dari jumlah tersebut, 68,02% datang dari konsumsi rumah tangga.

Data ekonomi terbaru di AS juga membawa optimisme. Pada Juni 2020, pemesanan barang tahan lama (durable goods) naik 7,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Walau melambat dibandingkan pertumbuhan Mei yang mencapai 15,1%, tetapi lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun dengan perkiraan 7%.

Pembelian barang tahan lama mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat membaik. Orang-orang sudah mau menyisihkan penghasilannya untuk membeli barang tahan lama, berarti semakin banyak yang selesai dengan urusan perut.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular