
Wow! Atasi Resesi, Trump Mau Bagikan BLT Rp17,47 Juta/Orang

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) kembali meluncurkan paket stimulus untuk ekonomi dan masyarakat yang terdampak pandemi virus corona baru penyebab Covid-19.
Pada Senin (27/7/2020), para pejabat Gedung Putih dan Senat dari Partai Republik sudah menyelesaikan RUU stimulus baru yang bernilai sekitar US$ 1 triliun (Rp 14.000 triliun) untuk warga AS.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada CNN Internasional, nantinya ada dana sebesar US$ 1.200 (Rp 17,4 juta) untuk warga AS yang akan menjadi bagian dari paket pemulihan baru, di samping bonus pengangguran, bonus retensi, dan kredit pajak untuk usaha kecil dan restoran.
CNN melaporkan minggu lalu proposal Partai Republik untuk pembayaran satu kali akan seperti stimulus pertama, di mana individu akan mendapatkan dana hingga US$ 1.200 atau sekitar Rp 17,47 juta dengan kurs Rp 14.562/US$. Sedangkan keluarga akan menerima US$ 2.400 atau sekitar Rp 34,93 juta (kurs Rp 14.562/US$) ditambah US$ 500 (Rp 7,28 juta) per anak.
Ukuran pembayaran diperkecil berdasarkan tingkat pendapatan per individu dan warga AS berpenghasilan tinggi tidak akan mendapatan dana ini.
Senat dari Partai Republik telah mendorong keluarnya pembayaran putaran kedua lebih cepat, terutama kepada warga pendapatan yang lebih rendah. Namun, pejabat pemerintah mendesak untuk melakukan pembayaran seperti stimulus pertama selama negosiasi. Posisi administrasi akan tercermin dalam proposal Partai Republik.
Kudlow juga mengatakan proposal Partai Republik akan memperpanjang moratorium pengeluaran federal yang sudah lewat. Peningkatan US$ 600 per minggu untuk tunjangan pengangguran yang diandalkan banyak warga AS untuk bertahan hidup juga berakhir pekan ini.
Moratorium penggusuran merupakan program bantuan pembayaran sewa rumah. Program ini telah melindungi jutaan penyewa dari diusir selama empat bulan terakhir.
Selain pembayaran moratorium penggusuran federal, stimulus raksasa itu juga akan mencakup pendanaan untuk tunjangan pengangguran, perpanjangan stimulus checks, dan membayar utang bisnis serta mendanai sekolah-sekolah agar bisa buka kembali.
Stimulus checks dapat diartikan secara teknis sebagai kredit pajak di muka yang bertujuan untuk menutupi pembayaran pajak penghasilan federal 2020. Stimulus ini juga akan mencakup US$ 16 miliar dana baru untuk pengujian dan insentif pajak untuk mendorong perusahaan untuk mempekerjakan kembali karyawan.
"Ini paket yang sangat lengkap," kata Kudlow. "Ini paket yang sangat tepat sasaran."
Sebelumnya, proposal Partai Demokrat pada bulan Mei menyediakan US$ 1.200 per anak untuk pembayaran maksimum US$ 6.000. Tidak seperti stimulus pertama, dana stimulus kedua juga akan diberikan kepada para imigran yang tidak memiliki dokumen resmi atau lengkap, karena mereka berhak atas dana tersebut.
Para pembuat undang-undang di Capitol Hill terbelah. Sebab Demokrat mengatakan kebijakan itu harus diperpanjang hingga tahun depan karena ekonomi masih lemah dan para penganggur mengatakan mereka mengalami kesulitan menemukan pekerjaan serta pengasuhan anak.
Namun, Partai Republik khawatir bahwa skema seperti itu dapat membuat orang malas mencari atau kembali bekerja, dan ini akan memperlambat pemulihan ekonomi negara tersebut.
Pendanaan baru yang dikeluarkan AS lahir di tengah peningkatan kasus baru Covid-19 di Negeri Paman Sam. Per Senin, AS melaporkan 4.366.682 kasus positif, dengan 149.783 kematian dan 2.086.381 sembuh. Angka itu menjadikan AS sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba-tiba Trump Muncul di Ohio AS: Kita akan Merebut Kongres!