Newsletter

Vaksin Corona Segera Beredar, Harga Rp 500.000-an (Bisa Nego)

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 July 2020 06:00
Siswa menggunakan masker dihari pertama masuk sekolah negeri di Bekasi. AP/Achmad Ibrahim
Foto: Siswa menggunakan masker dihari pertama masuk sekolah negeri di Bekasi. AP/Achmad Ibrahim

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan pandemi virus corona.

Mengutip data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) yang dikembangkan Universitas Johns Hopkins, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per pukul 01:07 WIB mencapai 16.330.977 orang. Sejak pelonggran pembatasan sosial (social distancing) kasus corona memang melonjak di hampir seluruh negara. Akibatnya, beberapa negara kembali melakukan pengetatan.

Inggris telah memberlakukan wajib karantina 14 hari bagi pelancong yang baru tiba dari Spanyol. Kebijakan serupa juga diterapkan di Noerwgia, hanya masa karantinanya lebih singkat yaitu 10 hari.

Vietnam, negara yang digadang-gadang sudah menang 'perang' melawan virus corona, kini harus berjuang lagi. Per 27 Juli 2020, jumlah pasien positif corona di Vietnam adalah 431 orang, bertambah 11 orang dibandingkan hari sebelumnya.

Meski tambahan pasien baru boleh dibilang minim, tetapi Vietnam sudah melakukan langkah antisipasi dengan menerapkan karantina wilayah (lockdown) di Kota Danang. Pemerintah setempat mengevakuasi 80.000 orang, yang sebagian besar adalah turis, keluar dari kota tersebut. Proses evakuasi diperkirakan makan waktu sampai empat hari dengan mengerahkan 100 penerbangan per hari dari Danang ke 11 kota lainnya di Negeri Paman Ho.

Di Hong Kong, pemerintah kembali melarang kumpul warga lebih dari dua orang. Restoran lagi-lagi dilarang untuk melayani pelanggan yang makan dan minum di tempat, sesuatu yang sebelumnya sempat diizinkan.

Per 27 Juli 2020, jumlah pasien positif corona di eks koloni Inggris itu adalah 2.779 orang, bertambah 145 orang dibandngkan hari sebelumnya. Tambahan 145 orang pasien baru dalam sehari adalah rekor tertinggi sehingga harus disikapi dengan sangat serius.

Awalnya sempat ada harapan pada April-Mei, kala itu penyebaran virus yang bermula dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut mulai melambat. Akhirnya berbagai negara memberanikan diri untuk membuka 'keran' aktivitas masyarakat agar ekonomi bisa bangkit.

Namun pelonggaran ini membuat intensitas kontak dan interaksi antar-manusia meningkat. Virus pun kian mudah menyebar, sehingga terjadi lonjakan kasus baru.

Lonjakan kasus direspons dengan melakukan penutupan kembali alias reclosing. Walau tidak dalam skala semasif sebelumnya, tetapi tetap saja ada pembatasan kegiatan masyarakat. Ada risiko roda ekonomi bakal macet lagi, sehingga prospek pemulihan menjadi samar-samar.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular