Newsletter

Corona Meminta Tumbal, Habis Harga Minyak Minus, Apa Lagi?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 April 2020 06:21
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto (Youtube BNPB Indonesia)
Foto: Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto (Youtube BNPB Indonesia)
DI posisi kedua untuk regional Asia Tenggara ada Indonesia dengan jumlah kasus mencapai lebih dari angka 7.000 per kemarin. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI per Selasa (21/4/2020), jumlah penderita COVID-19 di Tanah Air secara kumulatif mencapai 7.145 orang.

Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sekarang lebih banyak dari yang meninggal. Jumlah pasien sembuh mencapai 842 orang sementara yang meninggal mencapai 616 orang. Jumlah sembuh bertambah banyak bisa jadi sentimen positif untuk pasar.



Namun mengingat jumlah kasus sudah berada di tahap yang mengkhawatirkan serta tingkat kematian masih berada di rentang 8,6% tentu bukanlah sebuah kabar yang positif.

Indonesia terus berupaya untuk memerangi musuh tak kasat mata dengan berbagai cara. Di sektor kesehatan sendiri lembaga biologi molekuler Eijkman dikabarkan menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengembangkan obat berupa antibodi dari pasien COVID-19 yang telah sembuh.

Di beberapa negara seperti AS dan China metode ini telah diimplementasikan dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Mengacu pada sebuah laporan yang dipublikasikan 43 orang ilmuwan China di jurnal ilmiah internasional PNAS menyebutkan pasien COVID-19 yang menunjukkan gejala parah seperti batuk, sesak napas hingga sakit dada mengalami perbaikan bahkan sembuh dalam waktu 3 hari setelah diberikan plasma berisi antibodi.

Di sisi lain, industri farmasi Tanah Air juga terus berupaya untuk mengembangkan obat antivirus corona dan tak mau kalah dengan perusahaan farmasi global. Kabar terbaru menyebutkan emiten distributor alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menyatakan kesiapannya untuk memasok Avimac, obat yang dinilai dapat menangkal virus corona.

Sementara itu, emiten farmasi domestik yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga dikabarkan tengah memproduksi obat COVID-19 dan bermitra dengan perusahaan farmasi asing.

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan perusahaan melakukan penelitian dan pengembangan bersama dengan partner perusahaan asing tersebut. Ia memberikan catatan obat Covid-19 ini tak hanya akan dibutuhkan saat ini tetapi akan dibutuhkan masyarakat jangka panjang.

"Sedang dalam proses persiapan, mudah-mudahan bulan Mei-Juni depan sudah bisa. Iya kolaborasi dengan partner dari luar negeri," kata Vidjongtius kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/4/2020).

Investor perlu mencermati pergerakan saham dari emiten farmasi ini mengingat keduanya mendapat sentimen positif dari isu ini.

Dengan pertambahan jumlah kasus COVID-19 di berbagai daerah di dalam negeri, kini tak hanya wilayah Jabodetabek saja yang menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Surabaya, Gresik dan Sidoarjo juga akan mengikuti langkah yang sama Jabodetabek setelah mengantongi izin dari Menteri Kesehatan.

Dengan adanya kebijakan PSBB dan social distancing sektor telekomunikasi terutama operator seluler berpotensi besar meraup cuan dari peningkatan trafik. Oleh karena itu investor juga perlu mencermati saham-saham yang ada di sektor ini. (twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular