
Newsletter
Corona Meminta Tumbal, Habis Harga Minyak Minus, Apa Lagi?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 April 2020 06:21

Anjloknya harga minyak mentah disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang membuat permintaan terhadap emas hitam anjlok signifikan. Pandemi COVID-19 juga menyebabkan industri lainnya terguncang. Salah satunya adalah sektor software.
Salah satu emiten teknologi AS yakni IBM melaporkan penurunan penjualan 3,4% daari periode yang sama tahun lalu. Chief Financial Officer raksasa teknologi AS yakni IBM membenarkan bahwa kinerja perusahaan terancam goyah akibat pandemi. Alhasil saham IBM pun ikut terkoreksi 3,34%.
Tak hanya IBM saja yang sahamnya anjlok, saham dua raksasa teknologi Paman Sam lain yang bisnisnya juga mengandalkan software yakni Oracle dan Salesforce bernasib sama. Hingga penutupan perdagangan dini hari tadi saham Salesforce dan Oracle masing-masing ditutup dengan koreksi sebesar 7,45% dan 4,91%.
Kabar buruk lain juga datang dari rilis data ekonomi AS terbaru. Mengacu pada data National Association of Realtors, data penjualan rumah lama di AS bulan Maret mengalami kontraksi sebesar 8,5% dibanding bulan sebelumnya.
Penjualan rumah lama periode Maret 2020 mencapai 5,27 juta unit. Jauh lebih rendah dari estimasi pasar sebesar 5,3 juta unit dan anjlok dari bulan Februari yang mencapai 5,76 juta unit.
Pandemi COVID-19 memang telah merongrong perekonomian AS. Apalagi kini AS masih bertengger sebagai jawara di klasemen negara-negara dengan kasus COVID-19 terbanyak. Data kompilasi John Hopkins University CSSE menunjukkan jumlah penderita COVID-19 di AS sudah melebihi angka 800 ribu orang.
Di tengah berbagai sentimen buruk yang menerpa pasar AS kemarin, ada satu sentimen positif yang datang dari anggota parlemen AS. Setelah mengalami diskusi yang alot akhirnya Senat sepakat meloloskan rancangan undang-undang untuk paket stimulus tambahan senilai US$ 320 miliar yang diperuntukkan bagi usaha kecil di AS.
Stimulus tambahan yang masih merupakan bagian dari Paycheck Protection Program (PPP) ini diusulkan setelah PPP kehabisan uang pekan lalu karena jutaan pemilik usaha kecil AS berbondong-bondong mengajukan pinjaman lunak senilai US$ 350 miliar.
Stimulus tersebut memang jadi sentimen positif. Namun mengingat sentimen negatif lebih banyak akhirnya Wall Street harus kembali ditutup dengan raut wajah muram. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 2,67%. Sementara itu di saat yang sama S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 3% dan 3,4%. Artinya dalam dua hari terakhir Wall Street dirundung duka. (twg/twg)
Salah satu emiten teknologi AS yakni IBM melaporkan penurunan penjualan 3,4% daari periode yang sama tahun lalu. Chief Financial Officer raksasa teknologi AS yakni IBM membenarkan bahwa kinerja perusahaan terancam goyah akibat pandemi. Alhasil saham IBM pun ikut terkoreksi 3,34%.
Tak hanya IBM saja yang sahamnya anjlok, saham dua raksasa teknologi Paman Sam lain yang bisnisnya juga mengandalkan software yakni Oracle dan Salesforce bernasib sama. Hingga penutupan perdagangan dini hari tadi saham Salesforce dan Oracle masing-masing ditutup dengan koreksi sebesar 7,45% dan 4,91%.
Kabar buruk lain juga datang dari rilis data ekonomi AS terbaru. Mengacu pada data National Association of Realtors, data penjualan rumah lama di AS bulan Maret mengalami kontraksi sebesar 8,5% dibanding bulan sebelumnya.
Penjualan rumah lama periode Maret 2020 mencapai 5,27 juta unit. Jauh lebih rendah dari estimasi pasar sebesar 5,3 juta unit dan anjlok dari bulan Februari yang mencapai 5,76 juta unit.
Pandemi COVID-19 memang telah merongrong perekonomian AS. Apalagi kini AS masih bertengger sebagai jawara di klasemen negara-negara dengan kasus COVID-19 terbanyak. Data kompilasi John Hopkins University CSSE menunjukkan jumlah penderita COVID-19 di AS sudah melebihi angka 800 ribu orang.
Di tengah berbagai sentimen buruk yang menerpa pasar AS kemarin, ada satu sentimen positif yang datang dari anggota parlemen AS. Setelah mengalami diskusi yang alot akhirnya Senat sepakat meloloskan rancangan undang-undang untuk paket stimulus tambahan senilai US$ 320 miliar yang diperuntukkan bagi usaha kecil di AS.
Stimulus tambahan yang masih merupakan bagian dari Paycheck Protection Program (PPP) ini diusulkan setelah PPP kehabisan uang pekan lalu karena jutaan pemilik usaha kecil AS berbondong-bondong mengajukan pinjaman lunak senilai US$ 350 miliar.
Stimulus tersebut memang jadi sentimen positif. Namun mengingat sentimen negatif lebih banyak akhirnya Wall Street harus kembali ditutup dengan raut wajah muram. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 2,67%. Sementara itu di saat yang sama S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi 3% dan 3,4%. Artinya dalam dua hari terakhir Wall Street dirundung duka. (twg/twg)
Pages
Most Popular