
Newsletter
Corona Meminta Tumbal, Habis Harga Minyak Minus, Apa Lagi?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 April 2020 06:21

Untuk perdagangan Rabu (22/4/2020) investor perlu mencermati sejumlah sentimen yang datang dari luar maupun dalam negeri yang berpotensi menggerakkan pasar hari ini.
Pertama adalah kinerja Wall Street. Sebagai kiblat kapitalisme global, apa yang terjadi di Wall Street akan menjadi sentimen di bursa saham belahan dunia lainnya termasuk bursa saham Benua Kuning dan Indonesia yang buka pagi ini.
Wall Street yang bermuram durja dua hari terakhir bukanlah kabar yang baik untuk pasar saham kawasan Asia. Jika tidak ada kabar baik lain yang datang maka bursa saham Asia dan RI bisa mengekor Wall Street yang terbenam di zona merah dua hari terakhir.
Sentimen kedua yang perlu dicermati oleh investor tak lain dan tak bukan adalah perkembangan kasus COVID-19 secara global maupun nasional.
Mengacu pada data John Hopkins University CSSE, per Rabu (22/4/2020) 03.52 WIB dini hari tadi jumlah kasus secara global mencapai 2.546.527 orang sudah terinfeksi virus ganas ini. sebanyak 175.812 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia karena sistem pernapasannya dirusak oleh virus.
Amerika masih jadi pemimpin klasemen untuk hari ini dari segi jumlah kasus COVID-19 secara global jauh meninggalkan kawan-kawannya dengan 810.561 kasus dengan 43.796 kematian.
Sejatinya pertambahan jumlah kasus baru di AS sudah turun dua hari terakhir. Pada 19 April 2020 dalam sehari jumlah kasus COVID-19 di AS bertambah sebanyak 26.900 kasus. Pada 20 April 2020 jumlah kasus baru bertambah sebanyak 25.200 kasus. Artinya ada penurunan kasus sebanyak 1.700.
Melandainya jumlah kasus baru tak hanya terjadi di AS saja tetapi juga terjadi sebagian negara-negara Eropa seperti Italia, Perancis, Jerman, belanda, Swiss, Swedia dan Austria. Namun penurunan jumlah kasus baru di mayoritas negara-negara tersebut belum terjadi secara signifikan seperti kenaikannya.
Di sisi lain jumlah pertambahan kasus di belahan dunia lainnya masih terus bertambah. Salah satunya adalah Asia Tenggara. Pemimpin klasemen COVID-19 di Asia Tenggara adalah Singapura dengan total kasus mencapai 9.125 dengan 11 kematian.
Singapura mencatatkan pertambahan jumlah kasus baru yang signifikan akhir-akhir ini. kasus di Singapura bertambah lebih dari 1.400 dalam sehari. Hal ini memaksa Perdana Menteri Negeri Singa Lee Hsien Loong memperpanjang kebijakan semi-lockdown atau yang lebih dikenal dengan circuit breaker hingga 1 Juni nanti dari sebelumnya dijadwalkan berakhir pada 4 Mei.
Kebijakan semi-lockdown telah diterapkan di Singapura pada Selasa (7/4/2020). Warga diminta tetap tinggal di rumah dan sekolah-sekolah diliburkan. Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka. (twg/twg)
Pertama adalah kinerja Wall Street. Sebagai kiblat kapitalisme global, apa yang terjadi di Wall Street akan menjadi sentimen di bursa saham belahan dunia lainnya termasuk bursa saham Benua Kuning dan Indonesia yang buka pagi ini.
Wall Street yang bermuram durja dua hari terakhir bukanlah kabar yang baik untuk pasar saham kawasan Asia. Jika tidak ada kabar baik lain yang datang maka bursa saham Asia dan RI bisa mengekor Wall Street yang terbenam di zona merah dua hari terakhir.
Sentimen kedua yang perlu dicermati oleh investor tak lain dan tak bukan adalah perkembangan kasus COVID-19 secara global maupun nasional.
Mengacu pada data John Hopkins University CSSE, per Rabu (22/4/2020) 03.52 WIB dini hari tadi jumlah kasus secara global mencapai 2.546.527 orang sudah terinfeksi virus ganas ini. sebanyak 175.812 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia karena sistem pernapasannya dirusak oleh virus.
Amerika masih jadi pemimpin klasemen untuk hari ini dari segi jumlah kasus COVID-19 secara global jauh meninggalkan kawan-kawannya dengan 810.561 kasus dengan 43.796 kematian.
Sejatinya pertambahan jumlah kasus baru di AS sudah turun dua hari terakhir. Pada 19 April 2020 dalam sehari jumlah kasus COVID-19 di AS bertambah sebanyak 26.900 kasus. Pada 20 April 2020 jumlah kasus baru bertambah sebanyak 25.200 kasus. Artinya ada penurunan kasus sebanyak 1.700.
Melandainya jumlah kasus baru tak hanya terjadi di AS saja tetapi juga terjadi sebagian negara-negara Eropa seperti Italia, Perancis, Jerman, belanda, Swiss, Swedia dan Austria. Namun penurunan jumlah kasus baru di mayoritas negara-negara tersebut belum terjadi secara signifikan seperti kenaikannya.
Di sisi lain jumlah pertambahan kasus di belahan dunia lainnya masih terus bertambah. Salah satunya adalah Asia Tenggara. Pemimpin klasemen COVID-19 di Asia Tenggara adalah Singapura dengan total kasus mencapai 9.125 dengan 11 kematian.
Singapura mencatatkan pertambahan jumlah kasus baru yang signifikan akhir-akhir ini. kasus di Singapura bertambah lebih dari 1.400 dalam sehari. Hal ini memaksa Perdana Menteri Negeri Singa Lee Hsien Loong memperpanjang kebijakan semi-lockdown atau yang lebih dikenal dengan circuit breaker hingga 1 Juni nanti dari sebelumnya dijadwalkan berakhir pada 4 Mei.
Kebijakan semi-lockdown telah diterapkan di Singapura pada Selasa (7/4/2020). Warga diminta tetap tinggal di rumah dan sekolah-sekolah diliburkan. Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka. (twg/twg)
Pages
Most Popular