Newsletter

Sambil Pantau Corona, Jangan Lupa Ada Rapat Arab-Rusia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 April 2020 05:26
Corona Mereka, Wall Street Bersuka-cita
Ilustrasi Bursa Saham New York (AP Photo/Richard Drew)
Beralih ke bursa saham New York, tiga indeks utama ditutup menguat tajam. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 3,44%. S&P 500 melejit 3,41%, dan Nasdaq Composite terdongkrak 2,58%.

Investor masih berharap penyebaran virus corona atau Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) di AS semakin mereda. Data satelit pemetaan ArcGis pada Kamis (9/4/2020) per pukul 02:25 WIB, jumlah kasus corona di AS adalah 419.975 di mana 14.262 orang di antaranya meninggal dunia.


Namun ada sinyal bahwa jumlah kasus corona di Negeri Paman Sam mulai menurun. US Centers for Desease Control and Prevention (CDC) mencatat pertumbuhan jumlah kasus baru pada 8 April adalah 5,53%. Terendah sejak 29 Februari dan jauh di bawah rata-rata 22 Januari-8 April yang sebesar 20,26%.



Demikian pula dengan jumlah korban meninggal. Pada 8 April jumlah kematian akibat virus corona di AS bertambah 5,72% dibandingkan hari sebelumnya. Ini menjadi yang terendah sejak kasus kematian pertama tercatat pada 29 Februari.




"Pasar saham merayakan kabar baik seputar virus corona. Kabar baik ini memang layak untuk dirayakan," kata Willie Delwiche, Investment Strategist di Baird yang berbasis di Milwaukee, seperti dikutip dari Reuters.

Hari ini, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) merilis notula rapat atau minutes of meeting edisi Maret. Bulan lalu, Jerome 'Jay' Powell dan kolega tiga kali mengadakan rapat, dua tidak terjadwal alias darurat dan satu memang sesuai jadwal.

'Suasana kebatinan' dalam rapat tersebut agak suram. Para pejabat The Fed memandang risiko di perekonomian Negeri Adidaya masih besar akibat pandemi virus corona.

"Upaya seperti social distancing memang dibutuhkan untuk meredam penyebaran virus. Namun memakan korban aktivitas ekonomi AS dalam jangka pendek.

"Penyebaran virus yang semakin luas akan menyebabkan kebijakan social distancing yang lebih ketat sehingga menyebabkan penutupan fasilitas produksi, gangguan rantai pasok, serta sentimen konsumen dan dunia usaha yang memburuk. Lebih penting lagi adalah peningkatan angka pengangguran dan kondisi keuangan yang memburuk," sebut notula itu.

Oleh karena itu, sejatinya posisi Wall Street masih rawan dan volatilitas bakal tetap tinggi kalau pandemi virus corona belum pergi. Volatilitas yang dicerminkan oleh indeks VIX memang anjlok 7,99% pada pukul 03:24 WIB, tetapi masih tinggi karena angkanya di atas 30.




 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular