Newsletter

Waspada! 'Hantu' CAD akan 'Gentayangan' Hari Ini

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
09 August 2019 06:45
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Foto: Akhirnya BI Turunkan BI-7DRR Sebesar 25bps (CNBC Indonesia TV)
Dari dalam negeri, sentimen keempat boleh jadi menjadi hal yang paling berpengaruh pada pergerakan di pasar modal dalam negeri.

Bank Indonesia (BI) dijadwalkan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019. Dalam data tersebut ada satu pos yang paling dinantika oleh pelaku pasar.

Namanya adalah Transaksi Berjalan (current account).


Transaksi berjalan sendiri merupakan catatan atas aliran devisa yang hilir mudik dari Indonesia melalui sektor riil. Aliran dana tersebut cenderung bertahan lama, karena diperlukan waktu untuk transaksi pada sektor riil. Istilahnya , barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.

Transaksi berjalan juga berbeda dengan pos lain pada NPI, yaitu transaksi finansial yang mana separuhnya disumbang oleh transaksi pada portofolio (saham dan obligasi).Pada pada portofolio, transaksi sangat mudah dilakukan. Investor asing dapat dengan mudah menarik modal dari dalam negeri, bahkan dalam hitungan detik. Karena itulah transaksi finansial biasa disebut sebagai hot money. Bisa cepat masuk, bisa juga cepat keluar.

Sayangnya, sepanjang kuartal I-2019, BI mencatat nilai defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) senilai US$ 6,97 miliar atau setara dengan 2,6% dari PDB. CAD pada tiga bulan pertama tahun ini jauh lebih dalam ketimbang CAD pada tiga bulan pertama tahun 2018 yang senilai US$ 5,2 miliar atau 2,01% dari PDB.

Kala CAD pada kuartal-I saja sudah jauh lebih dalam, ada kemungkinan yang besar bahwa CAD untuk keseluruhan tahun 2019 juga akan membengkak jika dibandingkan capaian tahun 2018. Terlebih jika ternyata CAD kuartal II-2019 yang akan dibacakan BI nanti juga lebih dalam daripada CAD kuartal II-2018.

Gejala pembengkakan CAD kuartal II-2019 pun juga sudah ada. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang (ekspor-impor) Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 1,87 miliar pada kuartal II-2019. Defisit tersebut lebih dalam ketimbang kuartal II-2018 yang sebesar US$ 1,45 miliar.

Bila transaksi barang (yang tercermin dari neraca dagang) sudah mengalami defisit yang lebih lebar, tentu tekanan pada transaksi berjalan lebih besar.


Bahaya pembengkakan CAD adalah nilai tukar rupiah yang jadi rentan terdepresiasi. Rupiah jadi seakan kurang energi akibat kekurangan pasokan valas di dalam negeri.

Nah, yang bikin dag-dig-dug adalah BI tidak mengumumkan waktu pasti pembacaan data NPI tersebut. Bisa jadi data tersebut diumumkan BI secara sekonyong-konyong di tengah sesi perdagangan. Namun pernah ada juga kasus dimana BI mengumumkan data NPI melalui konferensi pers setelah sesi perdagangan usai.

Maka dari itu, investor harus waspada hari ini, karena boleh jadi penampakan ‘hantu’ CAD datang secara tiba-tiba. Terus memantau berita dalam negeri bisa menjadi langkah yang bijak.

BERLANJUT KE HALAMAN 6>>> (taa/taa)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular