Newsletter

Waspada! 'Hantu' CAD akan 'Gentayangan' Hari Ini

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
09 August 2019 06:45
Penjualan Ritel Lesu, Pembengkakan CAD Menanti
Foto: BI Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)
Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel terkontraksi alias turun 1,8% year-on-year (YoY) pada Juni. Ini adalah laju terendah sejak Juli 2017 atau nyaris dua tahun. Pada Juli, BI memperkirakan penjualan ritel kembali naik dengan pertumbuhan 2,3% YoY.

Walau tumbuh, tetapi masih relatif lambat. Investor juga memilih untuk memasang mode wait and see karena masih menantikan rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019 yang akan dirilis hari Jumat (9/8/2019).

Investor akan sangat mencermati data ini, terutama di pos transaksi berjalan (current account). BI memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal II-2019 lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya.

Transaksi berjalan adalah neraca yang menggambarkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Devisa dari pos ini dipandang berdimensi jangka panjang (sustainable) sehingga lebih bisa diandalkan sebagai fondasi nilai tukar mata uang. Ketika transaksi berjalan defisit, apalagi semakin parah, maka mata uang akan sangat tergantung kepada arus modal di pasar keuangan alias hot money yang bisa datang dan pergi sesuka hati.

Ini membuat mata uang lebih rentan berfluktuasi, tidak stabil. Indonesia sudah tidak pernah merasakan surplus transaksi berjalan sejak 2011. Defisit transaksi berjalan terus menjadi 'hantu' yang membayangi perekonomian nasional, membuat rupiah dalam posisi rawan.

Wajar ketika investor cemas menantikan data NPI. Data tersebut, terutama pos transaksi berjalan, akan menentukan nasib rupiah. Nasib nilai tukar rupiah juga akan membuat investor enggan masuk ke pasar saham dan obligasi karena rentan terkoreksi.

BERLANJUT KE HALAMAN 3>>> (taa/taa)
Next Page
Wall Street
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular