Newsletter

Waspada! 'Hantu' CAD akan 'Gentayangan' Hari Ini

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
09 August 2019 06:45
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
Foto: Karyawan Bursa Korea (KRX) berpose di depan indeks harga saham akhir selama kesempatan berfoto untuk media di acara penutupan seremonial pasar saham 2018 di Seoul, Korea Selatan, 28 Desember 2018. REUTERS / Kim Hong- Ji
Untuk perdagangan hari Jumat (9/8/2019), investor patut memantau beberapa sentimen yang berpotensi menentukan arah gerak pasar.

Pertama, Jepang akan mengumumkan pembacaan awal pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 pagi hari ini. Angka pertumbuhan ekonomi Jepang sedikit banyak bisa menggambarkan kondisi perlambatan ekonomi global, terutama untuk negara maju.

Sejauh ini pelaku pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jepang tumbuh 0,1% secara kuartalan (QtQ), mengutip Trading Economics. Angka tersebut jauh melambat dari kuartal sebelumnya yang mencapai 0,6 % QtQ.



Jika pada kenyataannya ekonomi Jepang tumbuh lebih lambat daripada perkiraan, maka hal itu akan membawa sentimen negatif bagi pasar keuangan Benua Kuning, termasuk Indonesia. Namun apabila lebih baik dari perkiraan, bisa menjadi angin segar. Jepang merupakan negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia.

Kedua, perkembangan dari nasib hubungan dagang AS-China juga patut terus dipantau. Sebelumnya Penasihat Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan bahwa pihak AS masih menantikan kedatangan delegasi China untuk berunding pada bulan September.

'Undangan' tersebut datang setelah Juru Bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Negeri Panda telah berhenti membeli produk pertanian asal AS, sebagai jawaban atas ancaman Presiden AS, Donald Trump, rencana pengenaan bea impor 10% atas produk China senilai US$ 300 miliar.

Hingga saat ini masih belum ada respon dari pemerintah China terkait 'undangan' dari AS. Bila nanti ada komentar positif yang datang dari China, maka investor akan bersuka cita karena harapan damai dagang kembali meningkat.


Ketiga
, harga minyak mentah dunia melonjak lebih dari 2%. Pada pukul 05:00 WIB, harga Brent kontrak pengiriman Oktober naik 2,05% ke level US$ 57,38/barel. Sementara harga light sweet (West Texas Intermediate/WTI) meroket 2,84% ke level US$ 52,71/barel.
Lonjakan harga minyak disebabkan oleh adanya sinyal pemangkasan produksi lebih lanjut oleh Arab Saudi dan sekutunya.

Kenaikan harga minyak bisa menjadi beban pada nilai tukar rupiah. Pasalnya semakin mahal harga minyak, maka akan semakin besar pula tekanan pada neraca transaksi berjalan Indonesia. Indonesia saat ini masih menjadi negara net-importir minyak.

BERLANJUT KE HALAMAN 5>>> (taa/taa)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular