
Newsletter
Waspada, Perang Dagang AS-China Bakal Kembali Bergelora!
Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 May 2019 05:18

Sentimen ketiga datang dari Semenanjung Korea. Seperti halnya damai dagang, prospek perdamaian di Semenanjung Korea juga menjadi samar-samar karena Korea Utara dikabarkan tengah menggelar persiapan untuk kembali melakukan uji coba peluru kendali.
KCNA, kantor berita pemerintah Korea Utara, menyatakan uji coba ini adalah untuk melihat kemampuan peluncur roket jarak jauh dan unit pertahanan senjata taktis. Menurut sejumlah pengamat militer, senjata baru rezim Pemimpin Kim Jong Un ini punya daya jangkau sekitar 500 km yang artinya bisa mencakup seluruh wilayah Semenanjung Korea. Bahkan digadang-gadang mampu melumpuhkan sistem anti misil milik AS yang ditempatkan di Korea Selatan.
Setelah dialog AS-Korea Utara di Vietnam yang berakhir deadlock, hubungan kedua negara memang merenggang. Namun siapa sangka Pyongyang sampai berani kembali melakukan uji coba misil. Sesuatu yang sangat dibenci oleh Trump.
Potensi memanasnya suhu geopolitik di Semenanjung Korea tentu menjadi salah satu faktor risiko yang tidak bisa dicoret dari daftar. Sesuatu yang bisa membuat pelaku pasar bermain aman sehingga menghindari aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sentimen keempat, kali ini dari dalam negeri, adalah rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019. Konsensus pasar uang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi tumbuh 5,19% YoY.
Baca:
Konsensus: Ekonomi RI Kuartal-I 2019 Diramal Tumbuh 5,19%
Jika ini terwujud, maka bisa menjadi sentimen positif karena mencapai titik tertinggi sejak kuartal II-2018. Apalagi ada harapan pertumbuhan ekonomi akan lebih baik pada kuartal II-2019 karena momentum Ramadan-Idul Fitri yang menjadi puncak konsumsi rumah tangga.
Semoga pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik ini bisa meredam kekhawatiran pasar akan ancaman perang dagang AS-China. Sebab kalau sentimen ini tidak cukup kuat menopang, maka IHSG cs berisiko kembali jatuh ke jurang koreksi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
KCNA, kantor berita pemerintah Korea Utara, menyatakan uji coba ini adalah untuk melihat kemampuan peluncur roket jarak jauh dan unit pertahanan senjata taktis. Menurut sejumlah pengamat militer, senjata baru rezim Pemimpin Kim Jong Un ini punya daya jangkau sekitar 500 km yang artinya bisa mencakup seluruh wilayah Semenanjung Korea. Bahkan digadang-gadang mampu melumpuhkan sistem anti misil milik AS yang ditempatkan di Korea Selatan.
Setelah dialog AS-Korea Utara di Vietnam yang berakhir deadlock, hubungan kedua negara memang merenggang. Namun siapa sangka Pyongyang sampai berani kembali melakukan uji coba misil. Sesuatu yang sangat dibenci oleh Trump.
Potensi memanasnya suhu geopolitik di Semenanjung Korea tentu menjadi salah satu faktor risiko yang tidak bisa dicoret dari daftar. Sesuatu yang bisa membuat pelaku pasar bermain aman sehingga menghindari aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sentimen keempat, kali ini dari dalam negeri, adalah rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2019. Konsensus pasar uang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi tumbuh 5,19% YoY.
Baca:
Konsensus: Ekonomi RI Kuartal-I 2019 Diramal Tumbuh 5,19%
Jika ini terwujud, maka bisa menjadi sentimen positif karena mencapai titik tertinggi sejak kuartal II-2018. Apalagi ada harapan pertumbuhan ekonomi akan lebih baik pada kuartal II-2019 karena momentum Ramadan-Idul Fitri yang menjadi puncak konsumsi rumah tangga.
Semoga pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik ini bisa meredam kekhawatiran pasar akan ancaman perang dagang AS-China. Sebab kalau sentimen ini tidak cukup kuat menopang, maka IHSG cs berisiko kembali jatuh ke jurang koreksi.
(BERLANJUT KE HALAMAN 5)
(aji/aji)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular