
Newsletter
Masihkah Dolar AS Perkasa Bak Captain America?
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & M Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
03 May 2019 04:46

Seakan latah mengikuti Asia, bursa saham AS pun berakhir di zona merah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,46%, S&P 500 melemah 0,21%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,16%.
Sepertinya dampak dari pernyataan Powell hari sebelumnya masih terasa di Wall Street. Sekarang investor mulai cemas, karena suku bunga acuan tidak hanya berpotensi tetap dipertahankan tetapi malah ada kemungkinan naik.
"Pernyataan Powell membuat kenaikan suku bunga acuan sebagai sesuatu yang mungkin saja bisa terwujud. Jadi arah kebijakan suku bunga bukan hanya turun, tetapi bisa naik juga," tegas Brian Battle, Director Trading di Performance Trust Capital Partners yang berbasis di Chicago, mengutip Reuters.
"Investor yang rasional rasanya tidak memperkirakan suku bunga acuan turun dalam waktu dekat," tambah Kim Forrest, Chief Investment Officer di Bokeh Capital Partners yang berbasis di Pittsburgh, dikutip dari Reuters.
Saham adalah instrumen yang kurang bekerja optimal di lingkungan suku bunga cenderung tinggi. Sebab kala suku bunga tinggi, investor tentu lebih memilih aset berpendapatan tetap seperti obligasi. Saat suku bunga tinggi, maka imbalan di obligasi juga pasti menarik.
Selain itu, koreksi di bursa saham New York juga disebabkan oleh amblasnya harga minyak dunia. Pada pukul 03:52 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet turun masing-masing 2,49% dan 3,19%.
Lagi-lagi persepsi pasokan yang berlimpah membuat harga si emas hitam terkoreksi. Genscape, lembaga riset energi di AS, memperkirakan bahwa inventori minyak di Negeri Adidaya pada pekan yang berakhir 30 April naik 1,95 juta barel.
Kemudian, pasokan minyak di Eropa juga sudah lancar. Sejumlah negara Eropa Timur seperti Belarusia dan Polandia sudah kembali menerima kiriman minyak dari jalur Druzhba milik Rusia. Sebelumnya, pasokan dari pipa ini sempat terhenti karena terjadi kontaminasi tetapi sekarang masalah tersebut sudah teratasi.
Ambrolnya harga minyak membuat indeks saham energi di S&P 500 jatuh 1,66, paling dalam di antara sektor-sektor lainnya. Harga saham Exxon Mobil turun 1,75% sementara Chevron melemah 1,21%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Sepertinya dampak dari pernyataan Powell hari sebelumnya masih terasa di Wall Street. Sekarang investor mulai cemas, karena suku bunga acuan tidak hanya berpotensi tetap dipertahankan tetapi malah ada kemungkinan naik.
"Pernyataan Powell membuat kenaikan suku bunga acuan sebagai sesuatu yang mungkin saja bisa terwujud. Jadi arah kebijakan suku bunga bukan hanya turun, tetapi bisa naik juga," tegas Brian Battle, Director Trading di Performance Trust Capital Partners yang berbasis di Chicago, mengutip Reuters.
"Investor yang rasional rasanya tidak memperkirakan suku bunga acuan turun dalam waktu dekat," tambah Kim Forrest, Chief Investment Officer di Bokeh Capital Partners yang berbasis di Pittsburgh, dikutip dari Reuters.
Saham adalah instrumen yang kurang bekerja optimal di lingkungan suku bunga cenderung tinggi. Sebab kala suku bunga tinggi, investor tentu lebih memilih aset berpendapatan tetap seperti obligasi. Saat suku bunga tinggi, maka imbalan di obligasi juga pasti menarik.
Selain itu, koreksi di bursa saham New York juga disebabkan oleh amblasnya harga minyak dunia. Pada pukul 03:52 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet turun masing-masing 2,49% dan 3,19%.
Lagi-lagi persepsi pasokan yang berlimpah membuat harga si emas hitam terkoreksi. Genscape, lembaga riset energi di AS, memperkirakan bahwa inventori minyak di Negeri Adidaya pada pekan yang berakhir 30 April naik 1,95 juta barel.
Kemudian, pasokan minyak di Eropa juga sudah lancar. Sejumlah negara Eropa Timur seperti Belarusia dan Polandia sudah kembali menerima kiriman minyak dari jalur Druzhba milik Rusia. Sebelumnya, pasokan dari pipa ini sempat terhenti karena terjadi kontaminasi tetapi sekarang masalah tersebut sudah teratasi.
Ambrolnya harga minyak membuat indeks saham energi di S&P 500 jatuh 1,66, paling dalam di antara sektor-sektor lainnya. Harga saham Exxon Mobil turun 1,75% sementara Chevron melemah 1,21%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular