Masih Jiper dengan Komen The Fed, Wall Street Dibuka Variatif

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
02 May 2019 21:03
Bursa AS dibuka variatif setelah investor mencerna komentar Gubernur bank sentral AS terkait arah kebijakan moneternya.
Foto: Seorang pemrotes yang mengenakan topeng memegang tanda di depan Federal Hall pada rapat umum May Day di Wall Street di Manhattan di New York City, New York, AS, 1 Mei 2019. REUTERS / Lucas Jackson
Jakarta, CNBC Indonesia--Bursa Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada sesi perdagangan pagi Kamis (2/5/2019) waktu setempat, setelah investor masih mempertimbangkan komentar Gubernur bank sentral AS terkait arah kebijakan moneternya.

Sebelumnya pada Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyebutkan tekanan inflasi yang rendah bisa bersifat "sementara" sehingga pemangkasan suku bunga acuan kemungkinan tidak masuk di daftar opsi dalam waktu dekat.


Pagi ini pada pukul 08:40 waktu setempat, atau 20:40 WIB, indeks Dow Jones anjlok 31,4 poin, atau 0,12%, ke 26.398,72. Namun, indeks S&P 500 tumbuh 0,1% atau 2,79 poin ke 2.926,75. Di sisi lain, indeks Nasdaq menguat 0,24% atau 19,2 poin ke 8.068,85.

"Dia ingin membuat porsi pertaruhan pemangkasan suku bunga acuan menjadi berimbang, dan dia sudah melakukannya," ujar Kepala Ekonom AS TS Lombard Steven Blitz dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC Internatonal.

Buyarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga itu membuat obligasi menjadi menarik karena imbal hasilnya (yield) tidak terpangkas dan masih menarik. Ini membuat saham-saham bank yang diuntungkan dari kenaikan yield (karena memiliki portofolio besar di instrumen ini) diburu oleh investor, seperti misalnya Bank of America, J.P. Morgan Chase, Morgan Stanley, dan Wells Fargo.

Kenaikan saham-saham unggulan di sektor perbankan tersebut otomatis membuat indeks S&P 500 terangkat dan bertahan di jalur hijau. Apalagi beberapa emiten unggulan juga masih membukukan kinerja positif melampaui ekspektasi.

Lebih dari separuh konstituen indeks S&P 500 melaporkan kinerja keuangan triwulan I-2019 lebih tinggi dari ekspektasi, atau tepatnya sebanyak 74,7% jika mengutip data FactSet.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular