Newsletter

Simak Data Inflasi, Cermati Dampak Penurunan Rangking EoDB

Hidayat Setiaji & Raditya Hanung & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 November 2018 05:41
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sentimen ketiga adalah penurunan peringkat kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) Indonesia. Bank Dunia menempatkan Indonesia di rangking 73, turun satu peringkat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Sebenarnya poin Indonesia bertambah dari 66,54 menjadi 67,96. Namun sayang, negara-negara lain mampu menaikkan poin lebih tinggi dari Indonesia. Bahkan posisi Indonesia cukup jauh di bawah negara-negara Afrika seperti Rwanda (29) dan Kenya (61). 


Rilis ini bisa menjadi sentimen negatif bagi pelaku ekonomi. Indonesia bisa dipandang sebagai negara yang kurang ramah terhadap investasi. Bahkan hal ini sedikit banyak sudah terlihat dari penanaman modal asing di sektor riil (Foreign Direct Investment/FDI) yang terkontraksi atau  20,2% pada kuartal III-2018. 


Sepertinya upaya reformasi struktural dengan puluhan Paket Kebijakan Ekonomi belum menampakkan hasil yang signifikan. Pemerintah harus berpikir lebih keras dan bertindak lebih cepat untuk mengatasi masalah ini. Jika tidak, maka peringkat EoDB Indonesia bisa semakin turun sehingga investor enggan menanamkan modal. Pertumbuhan ekonomi menjadi taruhannya. 

Sentimen keempat, masih dari dalam negeri, adalah rilis data inflasi Oktober 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi secara bulanan (month-to-month/MtM) sebesar 0,17%, kemudian inflasi YoY 3,04%, dan inflasi inti YoY 2,86%. 


Pada September, BPS mencatat terjadi deflasi secara MtM sebesar 0,18%. Kemudian inflasi YoY adalah 2,88% dan inflasi inti YoY sebesar 2,82%. Deflasi bulanan bahkan terjadi dalam 2 bulan beruntun. 

Apabila inflasi Oktober masih mampu terkendali di kisaran ekspektasi, maka akan menjadi kabar baik bagi pasar. Pasalnya, deflasi 2 bulan berturut-turut sempat dikhawatirkan sebagai sinyal melemahnya daya beli masyarakat. 

Namun, apabila inflasi ternyata melonjak lebih tinggi daripada ekspektasi, berarti ada kemungkinan pelemahan rupiah sudah mulai terasa. Hal ini bisa menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan dalam negeri, karena depresiasi rupiah sudah mulai memberikan dampak negatif ke sektor riil. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 5)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular