
Ini Pemicu Arab Spring, BBM Naik Hingga Protes ke Pemerintah

Protes keras rakyat ke pemerintahannya membuat beberapa pemimpin di Arab keder. Di Tunisia, gelombang protes dipicu oleh seorang pedagang kaki lima bernama Mohamed Bouazizi yang membakar dirinya sendiri sebagai bentuk kekesalan kepada pemerintah.
Saat itu, barang dagangan milik pedagang buah-buahan ini disita serta dirinya dilecehkan dan dihina pejabat kotapraja Ben Arous dan jajarannya. Kejadian ini menjadi viral dan memicu kemarahan dan demonstrasi warga di seluruh penjuru Tunisia.
Dalam demonstrasi itu, pengunjuk rasa meminta agar pemerintah yang dipegang oleh Presiden Zine El Abidine Ben Ali mundur. Demonstran mengatakan bahwa rezim Ben Ali yang telah berkuasa selama 23 tahun di negara itu tidak membawa perubahan kesejahteraan dan keadilan.
Dan benar, akibatnya, Ben Ali pun tumbang. Ia tak berkuasa lagi 14 Februari 2011.
Dengan demonstrasi yang serupa dengan di Tunisia, warga Mesir berkumpul turun ke jalan mendesak Mubarak turun. Bahkan, ratusan ribu masyarakat sempat berkumpul di kota Kairo, tepatnya di Tahrir Square.
Selain itu, pengumpulan massa serupa juga terjadi di beberapa wilayah lain. Ini pun sempat memicu kerusuhan yang cukup besar.
Dalam protes yang disebut sebagai revolusi ini, hampir seribu warga Mesir harus kehilangan nyawa, baik sebelum maupun tak lama sesudah demo berakhir. Meski begitu, rezim Hosni Mubarak mundur pada 11 Februari 2011.
Namun, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa bergeming. Dia menyatakan tidak akan mundur dari jabatannya. Hal ini terjadi saat Sri Lanka mengalami gelombang unjuk rasa yang menuntutnya mundur akibat krisis ekonomi.
Dalam sebuah pernyataan pers, Menteri Jalan Raya Johnston Fernando menyebut Gotabaya merupakan pemimpin yang terpilih secara demokratis. Gotabaya, menurutnya, tidak akan mundur hanya karena unjuk rasa itu.
(dce/dce)[Gambas:Video CNBC]