
Ini Negara Asia Paling 'Ambruk' Karena Rusia-Ukraina, Ada RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi terbaru dari Economic Intelligence Unit (EIU) menyebut, negara-negara Asia Pasifik merupakan negara yang terdampak paling parah akibat perang Rusia dan Ukraina. Efek domino Rusia dan Ukraina dimaksud terjadi di beberapa sektor, seperti tingginya harga pangan, ketersediaan energi, hingga pariwisata dan senjata.
Mengutip CNBC International, Sabtu (9/4/2022) harga pangan sangat sensitif. Karena Rusia dan Ukraina adalah produsen sejumlah komoditas.
"Ketergantungan pada Rusia dan Ukraina termasuk ke sumber pupuk dan biji-bijian di Asia Tenggara dan Selatan, yang dapat menyebabkan gangguan di sektor pertanian," kata laporan itu.
Sanksi juga memberi pengaruh. Sebagaimana diketahui, serangan Moskow sejak 24 Februari ke Ukraina, membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutu menghukum individu, oligarki, bank, perusahaan hingga obligasi negara Rusia.
Ini dipastikan akan membawa dampak ke negara yang mengimpor, belum lagi penerapan mata uang rubel untuk perdagangan sebagai balasan ke Barat yang diterapkan Moskow.
Bukan hanya itu, perjalanan turis asal Rusia ke sejumlah negara Asia juga akan tersendat. Belum lagi kerjasama senjata dengan Negeri Presiden Vladimir Putin juga dipastikan bisa putus dengan sejumlah negara karena dibayangi sanksi.
Dalam laporan itu disebutkan negara-negara yang beruntung dan 'buntung' akibat konflik ini. Indonesia salah satu negara yang dinilai beruntung karena bisa mendapatkan cuan dari kenaikan harga komoditas, mengingat Indonesia merupakan negara eksportir batu bara dan nikel.
Negara yang Untung dari Perang Rusia-Ukraina:
Dari data EIU, berikut paparan lengkapnya:
- Eksportir batu bara: Australia, Indonesia, Mongolia
- Eksportir minyak mentah: Malaysia, Brunei Gas alam cair: Australia, Malaysia, Papua Nugini
- Pemasok nikel: Indonesia, Kaledonia Baru
- Pemasok gandum: Australia, India
Namun ternyata RI juga rentan menjadi negara yang merugi. Apalagi karena kenaikan sejumlah komoditas seperti pupuk lalu sereal dari Rusia dan Ukraina.
Berikut fakta lengkapnya:
Pupuk: Indonesia (lebih dari 15%), Vietnam (lebih dari 10%), Thailand (lebih dari 10%), Malaysia (sekitar 10%), India (lebih dari 6%), Bangladesh (hampir 5%), Myanmar ( sekitar 3%, Sri Lanka (sekitar 2%)
Sereal dari Rusia: Pakistan (sekitar 40%), Sri Lanka (lebih dari 30%), Bangladesh (lebih dari 20%), Vietnam (hampir 10%), Thailand (sekitar 5%), Filipina (sekitar 5%), Indonesia (kurang dari 5%), Myanmar (kurang dari 5%), Malaysia (kurang dari 5%)
Sereal dari Ukraina: Pakistan (hampir 40%), Indonesia (lebih dari 20%), Bangladesh (hampir 20%), Thailand (lebih dari 10%), Myanmar (lebih dari 10%), Sri Lanka (hampir 10%), Vietnam (kurang dari 5%), Filipina (sekitar 5%), Malaysia (sekitar 5%).
Negara yang Buntung karena Perang Rusia-Ukraina:
Dalam data yang sama, dipaparkan pula negara-negara yang paling bergantung pada impor senjata Rusia dari tahun 2000-2020.
Berikut diurutkan berdasarkan pangsa total impor. Yakni Mongolia (sekitar 100%), Vietnam (lebih dari 80%), China (hampir 80%), India (lebih dari 60%), Laos (lebih dari 40%), Myanmar (sekitar 40%).
Kemudian Malaysia (lebih dari 20%), Indonesia (lebih dari 10%), Bangladesh (lebih dari 10%), Nepal (lebih dari 10%), Pakistan (kurang dari 10%).
Selain itu, pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang terdampak paling terpukul dari perang Rusia dan Ukraina. Namun, kawasan Asia akan menjadi menarik dilirik oleh para turis dari Rusia, karena rute Asia masih terbuka untuk maskapai Rusia, tidak seperti Eropa.
"Namun, keinginan orang Rusia untuk bepergian mungkin akan terpengaruh oleh gangguan ekonomi, depresiasi rubel, dan penarikan layanan pembayaran internasional dari Rusia," kata penelitian itu.
Rusia juga telah dikeluarkan dari sistem perbankan global SWIFT. Padahal itu menghubungkan dengan 11.000 bank anggota di 200 negara.
Rubel sendiri terjun 30% karena perang. Meski bangkit, namun masih merugikan dompet orang Rusia, karena diperdagangkan 10% lebih rendah dari awal tahun.
Sebagai informasi, setidaknya ada lima besar negara Asia penerima turis Rusia. Thailand adalah penerima manfaat terbesar di kawasan itu pada 2019 dengan menerima 1,4 juta pengunjung Rusia.
Sementara Vietnam berada di urutan kedua. Turis Rusia juga banham yang datang ke Indonesia, Sri Lanka, dan Maladewa.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menlu Rusia Beri Bocoran Kapan Perang di Ukraina Berakhir
