Internasional

Xi Jinping Lagi Pening, 6 Krisis 'Serang' China Bersamaan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 10/11/2021 09:38 WIB
Foto: Kendaraan melewati bangunan tempat tinggal yang belum selesai dari Evergrande Oasis, kompleks perumahan yang dikembangkan oleh Evergrande Group, di Luoyang, Cina 16 September 2021. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)

Jakarta, CNBC Indonesia - China kini tengah dilanda banyak krisis. Tak cuma Covid-19 yang kini merajalela, negeri itu juga dilanda krisis lain mulai dari properti, energi hingga panic buying.

Setidaknya ada enam krisis yang harus dihadapi China. Berikut rangkuman CNBC Indonesia dari berbagai sumber:


Properti

Krisis properti berawal di akhir September lalu. Ini ditandai dengan kejatuhan raksasa properti China, EvergrandeGroup.

Perusahaan itu terancam gagal membayar utang US$ 300 miliar (sekitar Rp 4.000 triliun). Analis menyebut hal ini terjadi lantaran perusahaan properti kedua terbesar China itu terlalu banyak meminjam uang sementara penjualan sektor properti sendiri sedang bermasalah.

Tak hanya Evergrande, perusahaan properti lainnya sepertiFantasia Holdings danSinic Holdings juga dilanda bencana keuangan yang sama.Fantasia Holdings dikabarkan gagal membayar kewajibannya senilai US$ 205,7 juta atau (Rp 2,9 triliun) sementara SinicHoldings disebut-sebut tak mampu menutupi beberapa kewajibannya, utamanya bunga pinjaman.

Terbaru, masalah industri properti di China juga melanda Kaisa Group. Dilaporkan akhir pekan lalu, perusahaan berisiko untuk gagal bayar. Bahkan perdagangan di bursaHong Kong ditangguhkan termasuk anak usaha pengembang berbasis Shenzhen itu.

Foto: REUTERS/TYRONE SIU
FILE PHOTO: The China Evergrande Centre building sign is seen in Hong Kong, China. August 25, 2021. REUTERS/Tyrone Siu/File Photo

Serentetan masalah properti di China ini membuat bank sentral AS, Federal Reserve, memberi peringatan. Tekanan di sektor real estate China, termasuk Evergrande yang terlilit utang, berpotensi berdampak ke AS. Apalagi jika ini menyebar ke sistem keuangan China.

Dalam laporan stabilitas keuangan terbaru, The Fed mengatakan ada kekhawatiran tentang tingkat utang yang tinggi dan peningkatan nilai properti yang menyebabkan regulator Beijing mengambil tindakan. Tekanan dapat menyebabkan koreksi tiba-tiba harga real estate dan berdampak ke sistem keuangan China.

"Mengingat ukuran ekonomi dan sistem keuangan China serta hubungan perdagangannya yang luas dengan negara-negara lain di dunia, tekanan keuangan di China dapat membebani pasar keuangan global. Melalui penurunan sentimen risiko, menimbulkan risiko terhadap pertumbuhan ekonomi global, Amerika Serikat," kata laporan itu, dikutip AFP, Selasa (9/11/2021).

Halaman 2>>


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Antam Naik Tinggi - Daftar Negara Terancam Krisis

Next Page
Krisis Energi
Pages