
Xi Jinping Lagi Pening, 6 Krisis 'Serang' China Bersamaan

Belum krisis properti berakhir, China kemudian dilanda krisis energi. Krisis ini ditandai dengan berkurangnya pasokan listrik yang krusial untuk industri dan rumah tangga.
Oktober lalu, krisis ini telah membuat 20 provinsi dan wilayah mengalami pemadaman listrik dalam beberapa bulan terakhir. Pemadaman ini diketahui bisa terjadi hingga beberapa kali dalam sehari.
"Pemadaman listrik delapan kali sehari, empat hari berturut-turut... Saya tidak bisa berkata-kata," tulis seorang warga dari Liaoning yang frustrasi, dilansir dari AFP, bulan lalu.
Ini sendiri tidak lepas dari ambisi Presiden Xi Jinpingdalam mengurangi emisi karbon pada 2030. Ia berencana untuk mulai menghentikan operasional pembangkit batu bara dan menggantinya dengan energi terbarukan.
Namun untuk mencapai target itu, dibutuhkan pembangunan 100 giga watt pembangkit tenaga surya dan 50 giga watt tenaga angin setiap tahun untuk menyeimbangkan kenaikan konsumsi sebesar 5%. Hal ini jauh dari pertumbuhan energi terbarukan tahunan China yang baru mencapai setengah dari itu.
Meski begitu, krisis ini cukup mampu ditangani China. Dalam laporan yang dibuat oleh Commonwealth Bank of Australia pada awal November, jumlah provinsi China yang mengalami kekurangan listrik turun menjadi hanya dua pada pertengahan Oktober.
Hal ini berkat kebijakan pemerintah Negeri Tirai Bambu yang berhasil menaikan produksi batu bara nasional. Administrasi Negara untuk Keselamatan Tambang Batu Bara meningkatkan produksinya sekitar 600 ton per hari, dengan total produksi 55 juta ton pada kuartal keempat.
Meskipun demikian, musim dingin yang datang diyakini akan menimbulkan masalah baru.
Halaman 3>>
(sef/sef)