
Dear Pak Jokowi, Ini APBN Ending-nya Mau Kayak Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sudah menyiapkan berbagai skenario dari pandemi covid-19. Tapi rasanya, kondisi hari ini menunjukkan tak ada lagi skenario yang relevan.
Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga dibagi per level tidak cukup mampu menurunkan kasus covid-19 sangat signifikan. Turun iya, dari yang tadinya hampir mencapai 60 ribu menjadi 30 ribu kasus sehari. Sementara target di bawah 10 ribu.
Begitu juga dengan kasus kematian. Jangankan turun, angka kematian akibat covid terus naik. Dalam sepekan terakhir bahkan berada di kisaran 1500 orang sampai 2000 orang per hari.
Hari ini, PPKM berakhir. Belum jelas kebijakan yang akan diambil. Namun dari data terakhir bisa diasumsikan pengetatan masih berlangsung. Kecuali pemerintah punya alasan lain mengesampingkan jeritan tangis mereka yang terinfeksi virus.
Bila diperpanjang, tentu dampak ke perekonomian lebih buruk. Skenario pemerintah, PPKM berjalan selama 6 minggu, yaitu sampai pekan pertama Agustus 2021, bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi menjadi 3,7% dari yang tadinya 5%.
Pukulan terbesar adalah di konsumsi rumah tangga. Terlihat dari deflasi harga barang dan jasa selama PPKM berlangsung di bulan Juli.
"Kami mengamati harga pangan dan biaya transportasi sebagian besar mencatat deflasi bulanan di tengah pemberlakuan PPKM darurat, yang melemahkan permintaan dan membatasi mobilitas masyarakat," kata Andry Asmoro, Kepala Ekonom Bank Mandiri dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia.
Andry memperkirakan kenaikan permintaan baru bisa kembali meningkat pada kuartal IV-2021. Inflasi akhir tahun berdasarkan proyeksinya adalah 2,28% atau di atas tahun lalu yang sebesar 1,68%.
Belanja pemerintah yang harusnya mendorong pertumbuhan ekonomi ternyata tak sesuai harapan. Apalagi lambatnya kinerja pemerintah daerah. Terlihat dari dana pemda yang tersimpan di bank justru naik menjadi Rp 190 triliun hingga akhir Juni 2021.
Investasi akan terpengaruh sentimen kaburnya warga negara asing (WNA) dari Indonesia dalam sebulan terakhir. Mulai dari China, Jepang, Taiwan hingga Arab Saudi diharuskan pulang seiring dengan kekhawatiran mereka atas pengelolaan lonjakan covid di Indonesia. Target investasi tahun ini Rp 900 triliun.
Ekspor berada dalam tren bagus akibat lonjakan harga minyak dan komoditas lain seperti batu bara, crude palm oil, tembaga dan lainnya. Diharapkan itu bisa berlangsung hingga akhir tahun.
Halaman Selanjutnya >> APBN Ending-nya Gimana Pak Jokowi?