Jokowi Kebanjiran Uang Ratusan Triliun, Modal Buat 2023?

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
22 December 2022 09:05
Sidang Kabinet Paripurna hari ini membahas Proyeksi Ekonomi 2023, Evaluasi Pandemi Covid-19 dan antisipasi krisis pangan dan energi dunia. (Instagram @smindrawati)
Foto: Sidang Kabinet Paripurna hari ini membahas Proyeksi Ekonomi 2023, Evaluasi Pandemi Covid-19 dan antisipasi krisis pangan dan energi dunia. (Instagram @smindrawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melaporkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya akan mencapai 2,49% pada akhir tahun ini. Besaran defisit ini jauh dari perkiraan awal sebesar 4,5% terhadap PDB.

Bahkan, jauh lebih rendah dari realisasi tahun lalu yang mencapai 3,64% atau Rp 617,4 triliun.

"Hitungan terakhir kita 2,49%. turun drastis pada saat pandemi. Ini upaya kita agar ekonomi makro kita lebih baik dalam angka," kata Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023, dikutip Kamis (22/12/2022).

Defisit yang rendah ini disumbang oleh kuatnya penerimaan negara sepanjang 2022. Dari sisi pendapatan negara, sampai dengan akhir 14 Desember 2022 tercatat sebesar Rp2.337,5 triliun, sukses melampaui target APBN 2022 dalam Perpres 98/2022 sebesar Rp2.266,2 triliun.

Penyumbang terbesar salah satunya adalah penerimaan pajak per 14 Desember 2022 yang mencapai Rp1.634,36 triliun atau naik 41,9%, dibandingkan tahun lalu Rp1.151,5 triliun.

Bahkan, penerimaan pajak telah melampaui target sebesar 110,06% dari target Perpres 98. Penerimaan ini cukup tinggi didorong oleh sektor pertambangan, akibat adanya booming harga komoditas.

Di tengah defisit ini, pemerintah ternyata menyimpan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) ratusan triliun. Dari data Kementerian Keuangan, SiLPA per 14 Desember 2022 mencapai Rp 232,2 triliun.

Sebelumnya, dalam catatan dirilis Selasa (21/12/2022), Bahana Sekuritas memperkirakan SiLPA di akhir 2022 akan mencapai Rp 270 triliun. Bahana meyakni SiLPA ini dapat memberikan ruang fiskal yang cukup bagi pemerintah tahun depan.

Pada awal Desember lalu, Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PKAPBN) Wahyu Utomo mengatakan SiLPA 2021 baru digunakan sebagian dan menyisakan Rp 165 triliun

Menurut Wahyu, SILPA bisa digunakan untuk memitigasi risiko yang muncul pada tahun depan, khususnya dalam hal pembiayaan APBN.

Dari perhitungan di atas, maka pemerintah berpotensi memiliki Saldo Anggaran Lebih (SAL) mencapai Rp 397,3 triliun. Sebagai catatan, SAL adalah saldo dalam keuangan yang berasal dari akumulasi SiLPA.

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengemukakan bahwa defisit yang rendah pada tahun ini dipicu oleh windfall profit atau durian runtuh dari kenaikan harga komoditas andalan Indonesia, seperti batu bara dan CPO.

Namun, dia menyoroti kualitas belanja pemerintah yang dinilai bermasalah dari sisi siklus. Terbukti, masih banyak anggaran pemerintah daerah yang belum terserap dan parkir di perbankan. Begitupun dengan belanja di pusat, dia melihat serapannya rendah.

Dari data Kemenkeu, realisasi belanja negara hingga 14 Desember 2022 mencapai Rp2.717,6 triliun. Realisasi tersebut baru mencapai 87,5% dari target Perpres 98/2022 yang sebesar Rp3.106,4 triliun.

"Seolah sengaja ditahan untuk Silpa antisipasi sulitnya cari pembiayaan di pasar surat utang tahun depan," tegas Bhima.

Tahun depan, ekonomi global diperkirakan mengalami perlambatan. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap ekonomi domestik. Bahkan, Indonesia tidak bisa berharap dari durian runtuh lagi.

Di sisi lain, konsolidasi fiskal akan dijalankan untuk mengembalikan defisit APBN ke level di bawah 3%. Sementara itu, burden sharing antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam pembiayaan APBN selama

Oleh karena itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih akan terus berhati-hati. Dia mengungkapkan bahwa Kementerian Keuangan saat ini tengah memperkuat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA), sehingga dengan tidak lagi adanya pembiayaan dari BI, pemerintah masih memiliki bantalan anggaran.

"Saya lakukan sekarang dengan mengumpulkan SiLPA saya sehingga walaupun tahun depan tidak ada SKB 3 (burden sharing) tahun depan, saya punya bantalan pembiayaan," katanya dikutip Kamis (22/12/2022). 


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BLT & Bansos Cair, Sri Mulyani Lapor Jokowi Kondisi APBN Terkini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular