Success Story PPKM: Corona Melambat, Ekonomi Menggeliat!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 April 2021 11:55
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat Konferensi Pers Perpanjangan dan Perluasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro (Tangkapan Layar)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat Konferensi Pers Perpanjangan dan Perluasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro (Tangkapan Layar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Keyakinan konsumen Indonesia semakin membaik, sudah hampir masuk zona optimistis. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Aktivitas Masyarakat (PPKM) tidak membuat konsumen kehilangan harapan akan prospek perekonomian.

Bank Indonesia (BI) mengumumkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Maret 2021 berada di 93,4. Meningkat dibandingkan dengan 85,8 dan 84,9 pada Februari dan Januari 2021 dan mencatat rekor tertinggi sejak Desember 2020.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, maka artinya konsumen cenderung pesimistis memandang perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.

Meski masih di bawah 100, tetapi terlihat IKK dalam tren meningkat. Jika keyakinan ini bisa dijaga, atau bahkan ditingkatkan, maka bukan tidak mungkin pada bulan-bulan mendatang sudah bisa menembus level 100.

IKK terdiri dari dua sub-indeks besar yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Pada Maret 2021, IKE memang masih cukup jauh di bawah zona optimistis yaitu 72,6. Namun jauh lebih baik ketimbang posisi Februari 2021 yang berada di 65,1.

"Responden menyampaikan bahwa perkembangan program vaksinasi dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 yang berjalan lancar turut mendorong penguatan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi," sebut laporan BI.

Perbaikan IKE terutama disumbangkan oleh Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang naik 11,8 poin. Artinya, konsumen berpandangan bahwa mencari kerja saat ini sudah lebih mudah meski angkanya masih cukup jauh dari level optimistis.

Walau pandangan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini masih pesimistis, tidak dengan ekspektasi ke depan yang tercermin dari IEK. Pada Maret 2021, IEK tercatat 114,1, jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 106,5.

Lagi-lagi perbaikan disumbang oleh ketersediaan lapangan kerja. Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja yang naik 9,4 poin.

Halaman Selanjutnya --> PPKM Tak 'Korbankan' Ekonomi Rakyat

Sentimen konsumen Indonesia yang membaik patut diacungi jempol karena terjadi saat Indonesia masih bergulat dengan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjalankan kebijakan pembatasan sosial alias social distancing dengan PPKM.

PPKM berlangsung sejak 11 Januari 2021. Jangka waktunya dua mingguan, dan masih terus diperpanjang sampai saat ini.

Dari sisi penanganan pandemi, PPKM sukses meredam jumlah kasus positif. Di setiap fasenya, terlihat bahwa tambahan pasien positif dalam tren menurun.

Pada PPKM I (11-25 Januari 2021), rata-rata pasien positif corona di Tanah Air bertambah 11.415 orang setiap harinya. Pada PPKM II (26 Januari-8 Februari 2021), angkanya memang naik menjadi 11.916 orang per hari.

Namun pada PPKM III (9-22 Februari 2021) yang mulai disebut PPKM Mikro, rerata tambahan kasus positif turun drastis menjadi 8.768 orang per hari. Pada PPKM Mikro II (23 Februari (23 Februari-8 Maret 2021), rata-rata tambahan pasien positif turun lagi ke 6.980 orang setiap harinya.

Lalu pada PPM Mikro III (9-22 Maret 2021), rata-rata tambahan pasien positif kembali berkurang menjadi 5.669 orang per hari. Kemudian pada PPKM Mikro IV (23 Maret-5 April 2021), angkanya kembali turun menjadi 5.146 orang per hari.

"Penurunan kurva kasus nasional, baik secara jumlah maupun persentasenya, dan peningkatan tingkat kesembuhan, merupakan pengaruh positif dari pelaksanaan PPKM Mikro. Kami berharap PPKM dan vaksinasi beriringan bisa menekan lebih rendah dan fatality rate bisa ditekan sehingga meningkatkan confident kegiatan ekonomi," papar Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

Sementara dari sisi ekonomi, sedikit demi sedikit 'keran' aktivitas masyarakat mulai dibuka. Misalnya di PPKM Mikro IV, kegiatan belajar-mengajar sudah bisa dilakukan tatap muka. Aktivitas seni-budaya juga sudah diizinkan dengan kapasitas maksimal 25%, sebelumnya tidak boleh sama sekali.

coronaSumber KPCPEN

Ini membuat keyakinan masyarakat dan pelaku usaha semakin membaik. Aktivitas masyarakat yang perlahan menuju normal memberi harapan bahwa kebangkitan ekonomi nyata adanya, bukan kaleng-kaleng.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 diperkirakan mencapai 4,5-5,3%. Presiden minta dijaga di level 5%. Untuk 2022 targetnya 4,8-6%," tegas Airlangga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Bukti PPKM Hancurkan Ekonomi dan Kasus Covid Tetap Kacau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular