Jakarta, CNBC Indonesia - Keyakinan konsumen Indonesia pada Februari 2021 membaik dibandingkan bulan sebelumnya. Namun masih sangat jauh dibandingkan level sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Hal ini tergambar dalam hasil Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Pada Februari 2021, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat 85,8, membaik ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 84,9.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, maka artinya konsumen belum percaya diri dalam menghadapi situasi ekonomi. Jadi keyakinan konsumen di Tanah Air masih jauh dari kata optimistis.
IKK terbagi menjadi dua sub-indeks besar yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE adalah yang menggambarkan pandangan rumah tangga terhadap kondisi ekonomi sekarang, yang di depan mata.
Pada Februari 2021, IKE juga masih berada di level pesimistis yaitu 65,1. Namun membaik ketimbang bulan sebelumnya yaitu 63.
"Pada Februari 2021, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik dari bulan sebelumnya meski levelnya masih cukup rendah dan berada di zona pesimistis. Proses penanganan Covid-19 melalui kegiatan vaksinasi yang terus berlanjut, didukung oleh pemulihan ekonomi masyarakat melalui distribusi bantuan sosial, ditengarai mendorong perbaikan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi," papar laporan BI.
Saat IKE membaik, IEK justru sebaliknya. Pada Februari 2021, IEK ada di 106,5, sedikit lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yakni 106,7.
Meski berkurang, tetapi di sinilah konsumen merasa optimistis karena nilai indeks yang di atas 100. Artinya, konsumen merasa hari esok (hingga enam bulan ke depan) akan lebih baik dari hari ini.
Halaman Selanjutnya --> Kurva Kasus Corona Melandai
Harapan akan hari esok yang lebih baik sepertinya bukan pepesan kosong. Sebab kalau disawang-sawang, pandemi virus corona di Tanah Air sepertinya semakin terkendali.
Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona per 7 Maret 2021 adalah 1.379.662 orang. Bertambah 5.826 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Meski masih terus bertambah, tetapi lajunya semakin melambat. Selama 14 hari terakhir (22 Februari-7 Maret 2021), rata-rata pasien positif bertambah 7.215 orang setiap harinya. Jauh menurun ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 8.630 orang per hari. Kurva sudah terlihat melandai.
Vaksinasi anti-virus corona pun semakin cepat. Mengutip catatan Our World in Data, jumlah vaksin yang sudah disuntikkan ke lengan rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia per 5 Maret 2021 adalah 3,53 juta dosis. Rerata tujuh harian vaksinasi ada di 154.100 dosis per hari.
Pemerintah memang masih menerapkan pembatasan sosial (social distancing) ketat dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang diperpanjang hingga 22 Maret 2021. Aturan ini membatasi karyawan yang bekerja di kantor hanya boleh maksimal 50%, begitu pula pengujung restoran yang makan-minum di tempat serta jumlah jamaah di rumah ibadah.
Sementara pusat perbelanjaan hanya boleh beroperasi hingga pukul 21:00. Namun kegiatan sosial-budaya yang menimbulkan kerumunan belum diperbolehkan.
Namun dengan vaksinasi yang semakin masif, maka diharapkan Indonesia semakin dekat menuju kekebalan kolektif (herd immunity). Ketika sebagian besar rakyat Indonesia sudah membentuk kekebalan dalam melawan serangan virus corona, maka rantai penularan akan terputus dan pandemi bisa diakhiri.
Saat ini terjadi, semoga tidak lama lagi, maka aktivitas dan mobilitas masyarakat bisa jauh lebih normal dibandingkan sekarang. Ini memunculkan harapan lapangan kerja bakal semakin terbuka, daya beli meningkat, dan rakyat lebih sejahtera.
Semoga...
TIM RISET CNBC INDONESIA