
LPS dan 'Koentji Sakti' Penanganan Pandemi Covid-19

Di hampir seluruh negara di dunia, penyebaran virus corona coba diredam dengan kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Virus ini mudah menyebar seperti influenza, sehingga interaksi dan kontak antar-manusia harus dibatasi, apalagi dalam kerumunan dalam jarak dekat di ruangan tertutup.
Inilah yang membuat kegiatan belajar-mengajar di banyak negara masih dilakukan secara jarak jauh, belum bisa tatap muka di kelas. Aktivitas di tempat kerja pun dibatasi, sebagian karyawan masih bekerja dari rumah (work from home). Sementara kegiatan seni-budaya seperti konser musik belum bisa berlangsung guyub seperti dulu.
Pembatasan aktivitas publik membuat ekonomi tertekan dari dua sisi sekaligus, produksi (supply) dan permintaan (demand). Karyawan yang belum bisa bekerja seluruhnya membuat produksi barang dan jasa menjadi seadanya, tidak bisa sesuai kapasitas penuh. Permintaan pun merosot, karena masyarakat masih menghabiskan banyak waktu di rumah.
Di Indonesia, kegiatan warga di rumah masih lebih tinggi ketimbang hari-hari biasa. Sementara aktivitas di pusat perbelanjaan ritel dan lokasi wisata, tempat transit (stasiun, halte, terminal, dan sebagainya), hingga tempat kerja masih di bawah normal.
Padahal mobilitas masyarakat adalah kunci pertumbuhan ekonomi. Masih terbatasnya aktivitas masyarakat di luar rumah membuat ekonomi Indonesia menciut, menyusut, mengkerut.
Dalam tiga kuartal terakhir 2020, Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air tumbuh negatif alias terkontraksi. Kemungkinan kontraksi ekonomi masih berlanjut pada kuartal I-2021. Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Januari-Maret 2021 di kisaran -0,1% sampai -1%.
Indikator kesejahteraan rakyat pun merosot akibat pandemi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat 29,12 juta penduduk usia kerja yang mengalami dampak pandemi virus corona per Agustus 2020. Perinciannya adalah:
- 2,56 juta penduduk menjadi pengangguran.
- 0,76 juta penduduk menjadi bukan angkatan kerja.
- 1,77 juta penduduk sementara tidak bekerja.
- 24,03 juta penduduk bekerja dengan pengurangan jam kerja (shorter hours).
Angka kemiskinan pun melonjak. Per September 2020, tingkat kemiskinan Indonesia berada di 10,19%, tertinggi sejak Maret 2017.
Halaman Selanjutnya --> Masyarakat Gemar Menabung
(aji/dru)