
Covid-19 Gentayangan, Ekonomi Uni Eropa 2021 Segera Bangkit?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian di negara-negara zona mata uang Euro diprediksi akan menguat di 2021. Namun prediksi penguatan ini masih berada di bawah ekspektasi sebelumnya.
Uni Eropa (UE) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 19 negara zona euro akan menjadi 3,8%. Prediksi ini di bawah perkiraan sebelumnya yang menyatakan bahwa pertumbuhan zona euro di 2021 diperkirakan 4,2%. Hal ini ditengarai oleh gelombang dua virus corona di benua biru itu yang memaksa beberapa negara melakukan lockdown.
"Prospek jangka pendek untuk ekonomi Eropa terlihat lebih lemah dari yang diharapkan musim gugur lalu, karena pandemi telah memperketat cengkeramannya di benua itu," kata badan eksekutif UE dalam perkiraan ekonomi sementara untuk blok 27 negara itu.
"Ekonomi Eropa dengan demikian diperkirakan akan mengakhiri tahun 2020 dan memulai tahun baru dengan pijakan yang lemah. Namun, cahaya kini muncul di ujung terowongan. Saat kampanye vaksinasi mendapatkan momentum dan tekanan pada sistem kesehatan mereda, langkah-langkah penahanan diatur untuk bersantai secara bertahap, "katanya.
Dengan lockdown yang masih berlaku, ekonomi zona euro akan berkontraksi lagi pada kuartal pertama 2021 setelah menyusut dalam tiga bulan terakhir tahun 2020.
Namun diprediksi aktivitas ekonomi akan perlahan tumbuh di kuartal kedua 2021 dan lebih kuat di kuartal ketiga 2021. penguatan ini dipimpin oleh konsumsi dengan dukungan tambahan dari perdagangan global seiring percepatan kampanye vaksinasi.
Dari 19 negara zona Euro, Prancis dan Spanyol akan memasuki reli pertumbuhan tercepat tahun ini dengan persentase pertumbuhan masing-masing 5,5% dan 5,6%, setelah mengalami beberapa kontraksi terdalam tahun lalu, dan akan terus menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2022.
Selain itu Bank Sentral Eropa memperkirakan inflasi berada di angka 1,4% pada 2021 dan 1,3% pada 2022, naik dari 0,3% pada 2020.
"Proyeksi ini tunduk pada ketidakpastian yang signifikan dan risiko yang meningkat, terutama terkait dengan evolusi pandemi dan keberhasilan kampanye vaksinasi," kata UE.
"Ada juga risiko luka yang lebih dalam pada struktur ekonomi dan masyarakat Eropa yang diakibatkan oleh krisis yang berkepanjangan, melalui kebangkrutan, pengangguran jangka panjang, dan ketidaksetaraan yang lebih tinggi," tambah komisi negara Eropa itu.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Panas, RI Vs Uni Eropa Perang Gugatan Soal Ekspor Nikel