Inflasi RI Terendah Sepanjang Sejarah, Prestasi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 January 2021 15:47
Pedagang Ikan
CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Sayangnya mungkin tidak. Sebab laju inflasi yang sangat lambat itu lebih disebabkan oleh anjoknya daya beli rakyat. Permintaan yang sangat terbatas membuat dunia usaha sulit menaikkan harga jual.

Kelesuan daya beli tergambar dari laju inflasi inti. Pada Desember 2020, inflasi inti tercatat 1,6% YoY. Ini adalah yang terendah sejak BPS melaporkan data inflasi inti pada 2004.

Inflasi inti berisi harga barang dan jasa yang susah turun-naik alias persisten. Jadi ketika harga yang 'bandel' saja laju perubahannya lambat, artinya permintaan sedang bermasalah.

Adalah pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang menjadi biang keladi. Berawal di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China, virus ini menyebar dan jadi pandemi dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 3 Januari 2020 adalah 83.322.449 orang. Bertambah 740.221 orang (0,9%) dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam 14 hari terakhir, (21 Desember 2020-3 Januari 2021), rata-rata pasien positif bertambah 582.719 orang setiap harinya.

Indonesia tidak imun terhadap serangan virus corona. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, jumlah pasien positif corona di Tanah Air per 31 Desember 2020 adalah 743.198 orang. Bertambah 8.074 orang (1,1%) dibandingkan hari sebelumnya. Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 7.121 orang per hari.

Oleh karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pasal 3 PP tersebut menyatakan bahwa PSBB minimal meliputi:
1. Peliburan sekolah dan tempat kerja.
2. Pembatasan kegiatan keagamaan.
3. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular