BPS: Inflasi November 2020 Mencapai 0,28% MtM, 1,59% YoY

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 December 2020 11:06
Suasana Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Senin 15/6.  Untuk mencegah masifnya penyebaran Covid-19 di pasar-pasar tradisional Jakarta, PD Pasar Jaya mengambil beberapa kebijakan diantaranya menutup pasar dan menerapkan aturan ganjil-genap. Salah satunya di pasar Perumnas Klender. Aturan pasar ganjil genap mulai berlaku hari ini. Praktik ganjil-genap di pasar itu  berlaku sesuai dengan nomor kios. Apabila tanggal genap, maka kios yang buka hanya bernomor genap, begitu sebaliknya. Terlihat sejumlah pedagang mentaati aturan wajib menggunakan face shield dan masker ketika berjualan.  Untuk pembeli wajib mengenakan masker. Pasar hanya beroperasi sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Salah satu pedagang kios baju anak dan muslim Guswandi mengatakan adanya peraturan ini membuat  penghasilan berkurang.
Ilustrasi Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi periode November 2020. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan ekspektasi pasar.

Hari ini, Selasa (1/12/2020), BPS melaporkan bahwa pada November 2020 terjadi inflasi 0,28% dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/MtM). Ini membuat inflasi tahun kalender Januari-November 2020 (year-to-date/YtD) menjadi 1,23% dan inflasi tahunan (year-on-year/YoY) di 1,59%.

Realisasi ini tidak berbeda jauh dengan perkiraan pasar. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan terjadi inflasi 0,195% MtM dan 1,53% YoY. Sementara Bank Indonesia (BI) berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan inflasi November sebesar 0,25% MtM dan 1,57% YoY.

"Dari 90 kota yang kami observasi, sebagian besar menunjukkan kenaikan harga, ada 83 kota. Sisanya mengalami deflasi," kata Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS.


(aji/aji) Next Article Berkat New Normal, Ekonomi RI di Jalur Kebangkitan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular