Bangkit Dari Titik Nadir, UU Ciptaker Dorong Ekonomi Melesat

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
14 December 2020 20:10
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutan acara
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutan acara "2020 international convention on Indonesian upstream oil and gas", kamis (03/12/2020). (Tangkapan Layar SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Koordinator Bidang perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perekonomian Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan ditandai dengan naiknya utilisasi dan ekspansi industri manufaktur dalam negeri. Bahkan Purchasing Managers' Index (PMI) sudah mencapai 50,6 yang mengindikasikan optimisme pelaku bisnis pada ekonomi ke depan.

"Ekonomi kita telah melewati titik nadir terendah, dan kuartal III-2020 sudah positif dengan kontraksi 3,49% yoy, dan ini menunjukan ada pertumbuhan ekonomi 5,05% dari kuartal II ke kuartal III. Pertumbuhan ini di atas negara lain seperti Jerman, Singapura, Filipina, Spanyol, yang kontraksi lebih dari 4%. Tren perbaikan memperkuat ekonomi dari sisi demand permintaan domestik dan keyakinan konsumen sudah memicu industri nasional," kata Airlangga dalam Webinar "Jurus Kemenko Perekonomian dalam Meningkatkan Bisnis dan Investasi Indonesia Melalui UU Cipta Kerja", Senin (14/12/2020).

Dia menyebutkan dari sisi neraca perdagangan Oktober positif US$ 3,61 miliar secara tahunan Januari-Oktober surplus US$ 17,07 miliar. Capaian positif ini ini memperlihat resiliensi atau ketahanan sektor eksternal Indonesia masih kuat, dan optimis pada perekonomian mendatang. Airlangga pun menilai, saat ini penanganan Covid-19 di Indonesia menunjukan perbaikan dengan peningkatan kesembuhan. Artinya perawatan yang diberikan kepada pasien sudah efektif untuk meningkatkan angka kesembuhan.

"Pemerintah berkomitmen melanjutkan program PEN pada 2021, anggaran yang disiapkan Rp 372,3 T untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Alokasi ini untuk pemulihan ekonomi nasional diantaranya untuk vaksin, pelaksanaan vaksinasi, perlindungan sosial, bantuan untuk kegiatan sektoral dan Pemda, dan mendorong program padat karya agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan mengembangkan informasi komunikasi, dan telekomunikasi," kata Airlangga.

Nantinya, implementasi vaksinasi diharapkan bisa menimbulkan optimisme baru pada kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Dia menyebutkan saat ini telah tiba dan disimpan di Bandung ada 1,2 juta bulk dosis vaksin jadi dan tahun depan akan bertambah vaksin 1,8 juta. Selain itu ada pula dalam bentuk bahan baku vaksin sebanyak 15 juta doses yang tersedia di awal Desember ini.

"Vaksin ini kita melihat ini menjadi game changer atau key market driver pemulihan ekonomi 2021 agar bisa membangkitkan rasa aman dan kembali kepercayaan masyarakat untuk melakukan aktivitas perekonomian termasuk konsumsi. Kebijakan APBN 2021 akan dilakukan untuk akselerasi pemulihan dan transformasi ekonomi, dan ada transformasi birokrasi. Dimana kebijakan strategis tersebut pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, ketahanan pangan infrastruktur, pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi," jelas Airlangga.

Pemulihan ekonomi nasional juga akan didorong dengan substitusi ekspor, dan produksi berorientasi ekspor untuk menghemat devisa dan memperoleh devisa. Dia menekankan program ini harus didalami dengan pendalaman industri sektor prioritas, yakni makanan minuman, alat kesehatan , tekstil, otomotif, kimia, dan elektronik. Dengan begitu secara bersamaan program ini bisa meningkatkan investasi dan peningkatan penyerapan tenaga kerja.

Selain itu, setelah pemerintah mengesahkan UU Nomor 11 Tahun 2020, Undang-Undang Cipta Kerja diyakini akan game changer kedua. Melalui reformasi struktural dan pemulihan ekonomi. waktu pelaksanaan UU ini dirasakan cepat, tepat, karena penciptaan lapangan kerja akan membantu mengurangi dampak negatif dari PHK, yang dirumahkan, atau dikurangi jam kerjanya.

"UU ini diharapkan memberikan perlindungan kepada pekerja, mendukung pemberdayaan UMKM dan koperasi. Dengan dukungan UMKM diharapkan bisa membuat usaha kecil naik kelas," katanya.

Airlangga menambahkan UU Cipta Kerja juga menjawab tantangan dari sisi investasi, dimana pemerintah sedang menyiapkan lembaga pengelola investasi sebagai salah satu solusi agar investasi mendapatkan sumber pembiayaan alternatif. Dengan begitu, investor tidak akan bergantung pembiayaan jangka pendek.

"Pada November US International Development Finance Corporation (DFC) telah menandatangani surat minat untuk investasi US$ 2 miliar ke LPI, selain itu Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Jepang sudah memberikan komitmen untuk melakukan investasi kepada LPI US$ 4 miliar," kata Airlangga.

Dia juga mengatakan apresiasi pada UU Cipta Kerja juga datang dari berbagai lembaga dan dianggap reform yang besar dan membuat indonesia semakin kompetitif di pasar internasional. Di dalam negeri diharapkan bisa mengakeselarasi perizinan, mengurangi cost biaya tinggi memberikan kegiatan eskpor dalam perdagangan internasional.

Dengan berbagai kebijakan Indonesia diharapkan pada 2021 di kisaran 4,5-5,5% dan dengan inflasi dijaga 3%.

"Kondisi ini akan mendorong daya beli masyarakat agar segera pulih seiring dengan stimulus fiskal dan meningkatnya kepercayaan publik diharapkan ada permintaan dari dalam negeri dan global. Peningkatan investasi ini diharapkan bisa mendorong aktivitas perdagangan internasional sehingga ekonomi dalam negeri bisa positif," katanya.

Peningkatan iklim bisnis dan investasi secara jangka menengah panjang menurutnya adalah upaya pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu, dia menegaskan sinergi dan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh stakeholder sangat penting untuk mencapai kondisi tersebut dengan implementasi UU Cipta Kerja.

"Semoga kita tetap memiliki semangat melawan pandemi Covid-19, dengan menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, ini penting walaupun ada vaksin kita harus melaksanakan protokol Covid-19 dengan baik guna memulihkan ekonomi nasional," tutup Airlangga.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Genjot Ekonomi, RI Susun Strategi Percepat Belanja Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular