Begini Seramnya Deflasi yang Bikin RI Kejeblos Resesi!

Kalau semua negara mengalami, artinya kita sedang sama-sama susah. Ada 'musuh bersama' yang membuat permintaan anjlok.
'Musuh' itu bernama pandemi virus corona (Coronavirus Diseaase-2019/Covid-19). Virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini sudah menjadi pandemi global, menyebar ke hampir seluruh negara dunia.
Per 30 September 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah pasien positif corona di seluruh negara mencapai 33.502.430 orang. Bertambah 242.189 orang (0,73%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (17-30 September), rata-rata pasien positif corona bertambah 287.724 orang per hari. Naik dibandingkan 14 hari sebelumnya yakni 274.8892 orang.
Untuk mempersempit ruang gerak penyebaran virus corona, berbagai negara menerapkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Pintu masuk seperti pelabuhan dan bandara ditutup, masyarakat diminta untuk #dirumahaja.
Kontak dan interaksi antar-manusia pun dibatasi, karena virus akan lebih mudah menular dalam kerumunan, apalagi di ruangan tertutup. Ini membuat aktivitas kerja di sektor non-esensial masih dibatasi, restoran dan pusat perbelanjaan boleh beroperasi jumlah pengunjung tidak boleh seperti kondisi normal, bahkan banyak negara yang masih meliburkan sekolah tatap muka.
Minimnya aktivitas masyarakat di luar rumah terlihat di Google Mobility Report. Per 25 September, aktivitas masyarakat Indonesia di lokasi perbelanjaan ritel dan rekreasi masih 15% di bawah normal. Sementara di lokasi transit (terminal, stasiun, dan sebagainya), jumlah pengunjung masih 30% di bawah hari-hari biasa. Sedangkan di tempat kerja, kehadiran masih 27% dibandingkan periode normal sebelum pandemi.
Mobilitas masyarakat yang masih sangat terbatas ini membuat permintaan melorot tajam. Deflasi pun tidak bisa dihindari.
