Selamat Datang Resesi, Please be Nice to Me...

Melihat dua data ekonomi yang dirilis hari ini, sepertinya sudah terpampang nyata bahwa konsumsi masyarakat sedang 'sakit keras'. Padahal konsumsi adalah kontributor terbesar dalam pembentukan output ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan porsi lebih dari 50%.
![]() |
Meski datanya belum diumumkan, tetapi kontraksi atau pertumbuhan negatif PDB pada kuartal III-2020 rasanya sudah terjadi. Proyeksi terbaru Kementerian Keuangan untuk pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 adalah -2,9% hingga -1%.
Pada kuartal sebelumnya, Indonesia membukukan kontraksi ekonomi 5,32%. Jadi PDB Tanah Air mengalami kontraksi dua kuartal beruntun, yang merupakan definisi resesi.
Kembali lagi, data resmi memang baru diumumkan pada awal November mendatang. Namun sepertinya Indonesia sudah resmi masuk resesi, bergabung dengan banyak negara lainnya di dunia.
"Pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease-2019) menghantam dari dua sisi. Dari sisi supply dia terganggu karena adanya pembatasan aktivitas warga. Dari sisi demand, ada upaya menghambat penyebaran virus seperti dengan PSBB sehingga permintaan rendah," kata Kecuk.
So, resesi kali ini berbeda dengan krisis ekonomi 1997-1998 yang akrab dipanggil krisis moneter (krismon). Sekarang penyebabnya adalah penyebaran virus mematikan, yang membuat masyarakat harus menahan diri untuk beraktivitas seperti sedia kala.
Jadi sebelum urusan kesehatan dituntaskan, maka ekonomi harus mengalah dulu. Upaya yang bisa dilakukan paling mentok adalah buka-tutup. 'Keran' aktivitas bisa dibuka saat kasus corona menunjukkan perlambatan, dan ditutup lagi saat terjadi lonjakan. Buka-tutup, buka-tutup, gas-rem, gas-rem, ketat-kendur, ketat-kendur, begitu saja terus.
Oleh karena itu, kehadiran vaksin anti-virus corona begitu dinantikan oleh seluruh penduduk dunia. Vaksin bisa memberikan kekebalan tubuh sehingga mengenyahkan serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Selama vaksin belum ada, maka sulit berharap hidup bisa normal seperti dulu. Berat memang, tetapi mau bagaimana lagi...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
