Selamat Datang Resesi, Please be Nice to Me...

Gambaran dunia usaha yang terpaksa mengalah dan menurunkan harga jual produknya sudah terlihat dari data yang dirilis pagi tadi. IHS Markit mencatat Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada September 2020 berada di angka 47,2. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,8.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di bawah 50 berarti kontraksi, di atas 50 berarti ekspansi.
Penurunan pada September adalah yang pertama setelah PMI terus merangkak naik sejak April. Menurut IHS Markit, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat pada pertengahan September menjadi penyebabnya.
Penurunan permintaan membuat produksi kembali turun. Akibatnya, penciptaan lapangan kerja ikut berkurang. Bahkan laju Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) semakin cepat.
Selain itu, dunia usaha juga mengurangi pembelian bahan baku sebagai upaya efisiensi. Laju penurunan pembelian bahan baku pada September bahkan menjadi yang tercepat dalam tujuh bulan terakhir.
Situasi yang sulit bahkan membuat dunia usaha sampai menurunkan harga jual produk demi mendongkrak penjualan. Ini membuat tekanan inflasi pada kuartal III-2020 sangat ringan, bahkan hampir tidak ada.
(aji/aji)