
Selamat Datang, Welcome, Huanying, Bienvenue di RI, Resesi...

Tidak hanya ekspor, impor Indonesia pun mengalami kontraksi. Pada Agustus, nilai impor Indonesia adalah US$ 10,74 miliar, ambles 24,19% YoY.
Lho, kalau impor turun bukannya bagus ya? Bukankah Indonesia jadi untung?
Tidak semudah itu, kawan...
Masalahnya, hampir 90% impor Indonesia adalah bahan baku/penolong dan barang modal untuk keperluan produksi industri dalam negeri. Jadi kalau impor turun, maka menjadi gambaran proses produksi dalam negeri sedang lesu.
Dari sisi lapangan usaha, industri adalah penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Tanah Air dengan kontribusi sekitar 20%. Melihat lesunya impor bahan baku dan barang modal, sepertinya industri dalam negeri belum berniat melakukan ekspansi dalam waktu dekat.
Oleh karena itu, sepertinya Indonesia akan kehilangan seperlima dari kekuatan ekonominya. Ini tentu jumlah yang cukup signifikan. Memang kuartal III-2020 masih menyisakan September. Namun dengan kinerja Juli-Agustus yang begini parah, sepertinya sulit (kalau tidak mau dibilang mustahil) bagi Indonesia untuk menghindari kontraksi PDB.
Pada kuartal II-2020, PDB Indonesia sudah terkontraksi 5,32% YoY. Kalau kuartal III-2020 negatif lagi, yang hampir pasti begitu, maka Indonesia akan resmi menyandang status negara resesi.
Mungkin dari sekarang kita harus berlatih untuk mengucapkan selamat datang, resesi...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
