
Sedih! Ekonomi Global Mulai Pulih, RI Masih Tertatih-tatih

Jakarta, CNBC Indonesia - Data perdagangan internasional Indonesia pada Januari 2021 memberikan sinyal yang variatif. Ada kabar baik yaitu ekspor tumbuh mengesankan, tetapi kabar buruknya impor masih nyungsep yang menandakan produksi dan permintaan domestik belum kuat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada Januari 2021 adalah US$ 15,3 miliar. Melonjak 12,24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Ini membuat ekspor Indonesia tumbuh selama tiga bulan berturut-turut. Sebelumnya, ekspor sempat mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) empat bulan beruntun.
Ekspor Indonesia masih didominasi oleh dua kelompok golongan barang yaitu lemak dan minyak hewan nabati (sebagian besar minyak sawit mentah/CPO) serta bahan bakar mineral (mayoritas batu bara). Kebetulan harga komoditas andalan ekspor ini melesat.
Batu bara, misalnya, harga acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) pada akhir Januari 2021 adalah US$ 84,15/ton. Melejit hampir 27% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tidak hanya harga, permintaan pun naik. Bulan lalu, impor batu bara China dari Indonesia mencapai 15,92 juta ton, melonjak 186,85% YoY. Sementara ekspor batu bara Indonesia ke India pada Januari 2021 adalah 5,7 juta ton, melesat 102,85% YoY.
Data ekspor menunjukkan bahwa permintaan global mulai pulih setelah terpukul hebat oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Pemulihan ekspor tentu akan membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Performa ekspor Januari 2021 jauh lebih bagus dari Januari 2020. ini tentunya memberi harapan ekspor pada bulan-bulan ke depan akan terus tumbuh dan pemulihan ekspor bisa sesuai harapan," kata Suhariyanto, Kepala BPS.
Halaman Selanjutnya --> Tapi Ekonomi Domestik Masih Loyo