
Ini Bukti Orang Masih Seram Naik Pesawat Saat Pandemi Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - Minat masyarakat memanfaatkan jasa angkutan udara masih rendah. Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi ketika berbicara mengenai kepercayaan masyarakat terhadap layanan pesawat di tengah pandemi covid-19.
"Kami sempat melakukan survei sekitar 539 responden hampir 84%nya itu mereka masih wait and see," kata Faik Fahmi kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/9/20).
Ia menjelaskan, sejak adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah, membuat volume penumpang mulai naik, tapi pengaruhnya tidak begitu signifikan.
"Saya melihat bahwa dengan adanya pelonggaran ini berdampak positif terhadap pengguna jasa yang mau naik pesawat. Namun demikian kita juga masih merasakan bahwa level of confidence dari para calon penumpang penerbangan udara ini masih cukup rendah," katanya.
Menurutnya para calon penumpang masih ingin melihat bagaimana kondisi yang terkait dengan penanganan protokol kesehatan. Alhasil, calon penumpang hanya akan pergi jika memang ada kepentingan yang benar-benar mendesak.
Hal ini juga tercermin dari data destinasi favorit yang dicatat Angkasa Pura I. Wilayah-wilayah wisata yang sebelum pandemi jadi favorit, justru kini tak begitu bergairah sekalipun PSBB dilonggarkan.
"Traffic yang terbesar sekarang ini ada di Surabaya dan Makassar. Jadi lebih banyak karena memang penumpang yang memanfaatkan jasa angkutan udara karena kepentingan bisnis juga penugasan dari pemerintah dan sebagainya," katanya.
Sedangkan traffic penerbangan di Bali menurutnya lebih rendah dari rata-rata nasional.
"Ini dimungkinkan karena memang orang masih cenderung menghindari angkutan udara digunakan untuk kepentingan pariwisata dan juga ada Permenkumham nomor 11 yang melarang untuk orang asing masuk ke Indonesia sehingga memang di Bali untuk penerbangan internasional itu hampir tidak ada saat ini," katanya.
Saat PSBB total berlaku di DKI Jakarta, diyakini makin menurunkan arus penumpang pesawat terbang, khususnya bandara-bandara yang terhubung dengan Bandara Soekarno-Hatta.
"Tentu saja dengan adanya PSBB yang diterapkan ini tentu akan berdampak terhadap kita, namun kami juga memastikan bahwa protokol kesehatan yang dilakukan baik di dalam bandara maupun di dalam pesawat akan kita lakukan secara lebih baik lagi ke depannya," ujarnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bandara Mulai Ramai, Tanda-Tanda Ekonomi Bangkit?