Panas! Taiwan Mau Bangun Koalisi Lawan Misi China Kuasai LCS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 September 2020 05:30
Taiwan's President Tsai Ing-wen delivers a speech during a groundbreaking ceremony for the island's naval submarine factory in Kaohsiung, southern Taiwan, Thursday, May 9, 2019. (AP Photo/Chiang Ying-ying)
Foto: Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (AP/Chiang Ying-ying)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Taiwan dan China kembali memanas. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen akan membentuk koalisi yang terdiri dari berbagai negara yang bertujuan untuk menggagalkan misi China yang berupaya mengklaim wilayah Laut China Selatan dan Selat Taiwan.

Selain itu, langkah tersebut juga untuk membebaskan Taiwan dari China. Saat ini China, secara sepihak, mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dan telah menekan Taiwan untuk juga menerima kedaulatannya.

China, di sisi lain, kini telah meningkatkan kemampuan militernya untuk meningkatkan kualitas misinya. Peningkatan terbaru di era Presiden Xi Jinping terlihat di pangkalan resimen penerbangan angkatan laut di bawah komando Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Tsai membahas masalah ini dalam sebuah forum yang dihadiri oleh para pejabat keamanan Taiwan dan diplomat senior dari negara-negara barat di Taipei. Dia mengatakan Taiwan memimpin perjuangan untuk demokrasi dari "agresi otoriter". Pemimpin Taiwan itu mengaku berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi pertahanan negara.

"Militerisasi yang cepat di Laut China Selatan, meningkatnya dan seringnya taktik zona abu-abu di Selat Taiwan dan Laut Cina Timur, diplomasi koersif yang digunakan terhadap negara dan perusahaan semuanya membuat tidak stabil di kawasan Indo-Pasifik," kata Tsai, sebagaimana dikutip dari Express UK.

"Sudah waktunya bagi negara-negara yang berpikiran sama, dan teman-teman demokratis di kawasan Indo-Pasifik dan sekitarnya, untuk membahas kerangka kerja untuk menghasilkan upaya yang berkelanjutan dan bersama untuk mempertahankan tatanan strategis yang menghalangi tindakan agresif sepihak."



Tsai menyimpan keinginan untuk menghindari perang, tetapi mengundang negara-negara demokrasi untuk bekerja sama.

Dalam pertemuan tersebut, Tsai juga mengatakan dunia bebas membutuhkan "tatanan strategis yang mendorong kerja sama, transparansi dan pemecahan masalah melalui dialog, bukan ancaman perang".

Lebih lanjut, Tsai menambahkan bahwa hal itu juga membutuhkan "strategi yang menghindari perang, namun secara jelas menyampaikan tekad kita untuk melindungi demokrasi kita. Bersama-sama, kita lebih dari sekadar jumlah bagian kita."

Taiwan telah bergabung dengan sekutunya, Amerika Serikat (AS), dalam penolakannya atas klaim teritorial China atas Laut China Selatan.

Pada Juli lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan bantahan resmi dari "sebagian besar" klaim maritim China di Laut China Selatan. Pernyataannya dianggap sebagai peningkatan ketegangan lebih lanjut antara AS dan China. Tetapi Pompeo menggambarkan langkah tersebut sebagai "memperkuat kebijakan AS".

"Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum," kata Pompeo.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article No Happy Weekend! Lusinan Jet Tempur China Berkeliaran di LCS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular