
Jepang Memang Resesi, Tapi Bukan Berarti Tak Ada Kabar Baik

Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti yang sudah diduga, ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) yang sangat dalam pada kuartal II-2020. Namun ada harapan ekonomi Negeri Matahari Terbit mampu bangkit dalam bulan-bulan ke depan.
Pada kuartal II-2020, ekonomi Jepang terkontraksi -7,82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Jauh lebih dalam ketimbang kontraksi pada kuartal sebelumnya yaitu -0,62% YoY sekaligus menjadi yang terparah sejak 1979.
Sedangkan secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), ekonomi Jepang menyusut -27,8%. Ini menjadi kontraksi paling dalam sepanjang sejarah modern Jepang.
Ekonomi Negeri Sakura sudah berada di teritori negatif sejak kuartal IV-2019. Jadi Jepang bukan hanya resesi, tetapi terisap lebih dalam di lumpur resesi.
Adalah pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang membuat ekonomi Jepang sampai begini rupa. Maaf, sebenarnya bukan virus corona, tetapi cara untuk menanggulanginya.
Seperti halnya di negara-negara lain, Jepang mencoba meredam penyebaran virus yang bermula di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut dengan pembatasan sosial (social distancing). Pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe menetapkan kondisi darurat nasional pada pertengahan Mei. Awalnya kondisi darurat nasional hanya berlaku di tujuh perfektur. Namun kemudian diperluas menjadi skala nasional.
Melalui kebijakan ini, pemerintah meminta masyarakat sebisa mungkin untuk #dirumahaja. Bukan apa-apa, penularan virus memang menjadi jauh lebih mudah saat terjadi peningkatan intensitas kontak dan interaksi antar manusia.
Kondisi darurat nasional berlaku selama sekitar sebulan, baru dicabut pada 25 Mei. Langkah ini ditempuh setelah ada sinyal penyebaran virus mulai melambat.
Sebelum darurat nasional, rata-rata pasien positif corona bertambah 9,78% per hari. Setelah pemberlakuan darurat nasional, lajunya jauh melambat menjadi 1,82% per hari.
"Saya telah membuat penilaian bahwa negeri ini sudah memenuhi standar untuk mencabut status darurat nasional. Model penanganan corona di Jepang telah menunjukkan kekuatannya," tegas Abe kala itu, seperti dikutip dari Japan Times.