Jepang Memang Resesi, Tapi Bukan Berarti Tak Ada Kabar Baik

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 August 2020 10:50
Mata Uang Yen Jepang
Ilustrasi Yen Jepang (REUTERS/Shohei Miyano)

Sejak pencabutan status darurat nasional, ekonomi Jepang (seperti negara lain) memasuki era baru yaitu the new normal. Masyarakat sudah boleh kembali beraktivitas tetapi tetap ada batasan protokol kesehatan.

Perlahan tetapi pasti, roda ekonomi Jepang yang sempat berhenti berputar kembali bergerak. Sejumlah data ekonomi memberi konfirmasi bahwa terjadi pemulihan.

Indeks leading indicator (yang merangkum pembukaan lowongan kerja, keyakinan konsumen, optimisme dunia usaha, dan sebagainya) berada di angka 85 pada Juni. Meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 78,3 dan menjadi yang tertinggi sejak Februari.

Leading indicator memberi gambaran terhadap arah perekonomian dalam beberapa bulan ke depan. Jadi kalau angkanya terus membaik, maka ada harapan dunia usaha dan rumah tangga akan mulai melakukan ekspansi.

Dari sisi dunia usaha, deflasi di tingkat produsen semakin tergerus. Pada Juli, inflasi produsen tercatat -0,9% YoY. Meski masih ada deflasi, tetapi menjadi yang paling landai sejak Februari.

Kemudian dari sisi konsumen, pengeluaran rumah tangga pada Juni memang masih turun -1,2% YoY. Namun ini menjadi kontraksi yang paling tipis sejak Februari.

Ekspansi dunia usaha dan rumah tangga didukung oleh pembiayaan dari perbankan yang memadai. Pada Juli, penyaluran kredit perbankan tumbuh 6,3% YoY. Ini menjadi rekor tertinggi dalam sejarah.

Jadi, sepertinya Jepang sudah melalui badai yang terburuk. Ke depan, kalau semua lancar dan tidak ada yang aneh-aneh, sangat mungkin Jepang mampu bangkit dengan relatif cepat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular