Internasional

Jepang Resesi, Ekonomi Lebih Buruk dari Korsel & China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 August 2020 08:59
Japan's Prime Minister Shinzo Abe gestures during a press conference at the prime minister's official residence Tuesday, April 7, 2020, in Tokyo. Abe declared a state of emergency for Tokyo and six other prefectures to ramp up defenses against the spread of the coronavirus. (Tomohiro Ohsumi/Pool Photo via AP)
Foto: Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe (Tomohiro Ohsumi/Pool Photo via AP)

Jakarta-CNBC Indonesia - Resesi ekonomi di Jepang makin membuat ekonomi negara itu terpukul. Bahkan, dalam pembacaan terbaru, ekonomi sudah menyusut 27,8% di kuartal I 2020 secara tahunan (YoY) sebagaimana dikutip dari Tradic Ecoomics.

Secara kuartalan (QtQ), ekonomi Jepang tercatat -7,8% di kuartal II 2020. Melemahnya konsumsi dan ekspor swasta di tengah langkah-langkah pembatasan sosial guna mencegah Covid-19 menjadi penyebab.



Meski begitu, penurunan ekonomi Jepang secara kuartalan sebenarnya tidak separah yang terjadi di AS dan Inggris. Di mana ekonomi menyusut masing-masing 9,5% dan 20,4%.

Tapi, angkanya lebih dalam daripada raksasa ekonomi Asia lainnya. Di antaranya Korea Selatan dan China.

Ekonomi Korea Selatan telah menyusut 3,3% pada kuartal II. Sementara PDB China rebound dengan pertumbuhan 3,2% pada April-Juni tahun ini, setelah anjlok 6,8% di Januari-Maret.

"Penanganan keras Beijing terhadap kasus virus corona membantu menahan wabah lebih cepat, dan membuka kembali ekonomi lebih awal, daripada di negara lain," kata ekonom sebagaimana dikutip Nikkei Asian Review.

Kontraksi ekonomi yang tajam di kuartal itu juga telah menghapus sebagian besar pertumbuhan yang dicapai di bawah program Abenomics, program ekonomi khas Perdana Menteri Shinzo Abe. Ekonomi Jepang telah tumbuh dalam delapan tahun terakhir di bawah kepemimpinan Abe.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Jepang Masuk Jurang Resesi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular