
Deflasi Bukti Ekonomi RI Sedang Sakit, Apa Obatnya?

Indonesia pun tidak imun terhadap 'hantu' deflasi. Bulan lalu, BPS melaporkan terjadi deflasi -0,1% secara bulanan (month-on-month/MtM). Dengan demikian inflasi tahunan (year-on-year/YoY) adalah 1,54% dan inflasi tahun kalender (year-to-date/YtD) tidak sampai 1%, tepatnya 0,98%.
Pada Agustus, laju inflasi kemungkinan masih woles. Dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) hingga pekan pertama, inflasi Agustus dipekirakan hanya 0,01% MtM, nyaris datar. Ini menyebabkan inflasi tahunan ada di 1,39% dan inflasi tahun kalender masih di bawah 1% yaitu 0,99%.
Laju inflasi yang lambat, bahkan deflasi, adalah cerminan lemahnya konsumsi rumah tangga. Terbukti pada kuartal II-2020 konsumsi rumah tangga anjlok -5,51% YoY. Dengan kontribusinya yang mencapai 57,85% dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), tidak heran ekonomi Indonesia terkontraksi -5,32% YoY saat konsumsi rumah tangga bermasalah.
Pemerintah melalui kebijakan fiskal berupaya membangkitkan konsumsi rumah tangga. Caranya adalah dengan pemberian gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada karyawan swasta bergaji di di bawah Rp 5 juta/bulan. BLT itu bernilai Rp 600.000/bulan dan diberikan selama empat bulan.
Bukannya tidak berterima kasih, tetapi nyuwun sewu, dua 'perangsang' itu rasanya belum cukup. Gaji ke-13 hanya diberikan kepada PNS maksimal Golongan III. Berapakah jumlahnya?
Mengutip data Badan Kepegawaian Negara, jumlah PNS per Desember 2019 adalah 4.189.121 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.383.358 orang adalah pegawai Golongan III dan 1.020.339 orang adalah Golongan IV.
Jadi total PNS yang berhak atas gaji ke-13 adalah 3.402.697 orang. Berapakah jumlah penduduk yang bekerja se-Indonesia Raya? Ada 131,03 juta orang, berdasarkan catatan BPS per Februari 2020.
Kemudian, lagi-lagi bukannya bermaksud tidak bersyukur, tetapi gaji ke-13 tidak menyertakan Tunjangan Kinerja. Uang yang diterima tidak akan sebanyak gaji bulanan seperti biasanya.
Kemudian buat pegawai swasta, 'santunan' yang diterima adalah Rp 600.000/bulan. Aduh, kembali tidak ada maksud untuk kurang ajar, tetapi duit segitu.. Ya begitu lah...
Oleh karena itu, boleh dibilang stimulus dari pemerintah hanya cukup untuk menyambung hidup. Kalau ingin konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi, harus ada ekspansi dan itu tidak bisa hanya datang dari pemerintah.
(aji/aji)