Harga Sembako yang Biasanya Melonjak Kini Jinak, Ada Apa?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
10 August 2020 16:23
Bongkar Muat Cabai Merah di Pasar Kramat Jati (CNBC Indonesia/Tris Susilo)
Foto: Bongkar Muat Cabai Merah di Pasar Kramat Jati (CNBC Indonesia/Tris Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih meradang, inflasi diramal masih bakal jinak di bulan Agustus. 

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia (BI) pada minggu I Agustus 2020, inflasi Agustus 2020 diperkirakan sebesar 0,01% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Agustus 2020 secara tahun kalender sebesar 0,99% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,39% (yoy).

Berkaca pada bulan Juli, Indonesia mencatatkan terjadinya deflasi sebesar -0,1%. Deflasi banyak disumbang oleh makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar -0,19%. Dengan begitu secara tahun berjalan inflasi bulan Juli tercatat berada di 1,54% (yoy) dan 0,98% secara tahun kalender. 

Penyumbang utama inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas emas perhiasan sebesar 0,09% (mtm), cabai merah sebesar 0,03% (mtm), minyak goreng, ikan kembung dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Di tengah kondisi perekonomian global yang bergejolak, harga emas dunia meroket akibat minat beli yang tinggi karena emas diyakini sebagai aset safe haven dan lindung nilai (hedging). Kenaikan harga emas dunia juga mengerek naik harga emas di dalam negeri.

Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi yaitu daging ayam ras sebesar -0,11% (mtm), bawang merah sebesar -0,06% (mtm), telur ayam ras dan jeruk masing-masing sebesar -0,02% (mtm), dan tomat sebesar -0,01% (mtm).

Jika mengacu pada data harga yang dimuat di situ Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, tampak bahwa harga komoditas yang menguat adalah cabai rawi dan minyak goreng. 

Pada minggu pertama Agustus, harga cabai rawit hijau menguat 3%, harga cabai rawit merah naik 1,5% dan harga minyak goreng curah naik 0,41%. Kenaikan harga-harga ini teramati di pasar-pasar tradisional induk yang disurvei di seluruh Provinsi Tanah Air.

Sementara itu harga telur ayam ras segar menurun 0,38%, harga bawang merah melorot 3,1% dan harga komoditas yang anjlok paling dalam adalah daging ayam ras segar yang turun hingga 5,27%. 

Melihat harga-harga komoditas yang mengalami penurunan dan daya beli masyarakat yang tergerus akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), BI selaku otoritas moneter telah memangkas suku bunga acuan 100 basis poin sepanjang tahun 2020.

Dari sisi fiskal, pemerintah juga menggelontorkan sebanyak Rp 110 triliun disalurkan untuk implementasi program jaring pengaman sosial (Social Safety Net Program) yang kemudian diberikan untuk Program Keluarga Harapan, Kartu Prakerja hingga Paket Sembako. 

Kabar terbaru, pemerintah juga bakal memberikan tunjangan bagi pekerja swasta dengan gaji di bawah 5 juta/bulan sebanyak 600 ribu per bulannya selama empat bulan. Penyaluran tunjangan akan dilakukan per dua bulan.

Lebih lanjut pemerintah juga merealisasikan pencairan gaji ke-13 untuk PNS. Tak luput, gaji ke-13 ini juga diberikan kepada PNS eselon I dan II. Hal ini juga dibenarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. 

"Kebijakan gaji dan pensiun ke-13 sudah ada dalam APBN 2020 dan masuk ke dalam alokasi dasar formula daerah yaitu DAU [Dana Alokasi Umum] daerah. Dan pelaksanaannya melakukan pertimbangan situasi yang sudah ada," papar Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI, saat konferensi pers di Channel YouTube Kemenkeu, Senin (10/8/2020).

"Termasuk untuk eselon I dan eselon II sebagai apresiasi atas upaya kerja kerasnya dalam penanganan dampak Covid-19 dan PEN," kata Sri Mulyani.

Bantuan sosial ini diharapkan mampu mendongkrak konsumsi masyarakat yang jadi tulang punggung ekonomi RI yang sangat keropos saat didera pandemi Covid-19.


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Ramal Inflasi Juni Rendah, Daya Beli Memang Lemah...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular