Vokasi Tak Cuma Cetak Lulusan Terampil Tapi Sumber Inovasi

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 August 2020 18:56
Acha Septriasa saat memberikan materi kepada mahasiswa Vokasi UI (Dok. Vokasi UI)
Foto: Acha Septriasa saat memberikan materi kepada mahasiswa Vokasi UI (Dok. Vokasi UI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendidikan vokasi ditantang untuk berkontribusi melalui inovasi yang dibutuhkan industri. Apalagi saat ini dunia sedang dilanda pandemi covid-19, termasuk dalam proses pembelajaran kala pandemi.

Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia Berry Juliandi menilai pendidikan vokasi sudah memiliki potensi dengan karakteristik pembelajaran yang ada. Jika dieksplorasi lebih maksimal, bukan tidak mungkin kebutuhan industri bisa dipenuhi secara baik oleh sistem pendidikan vokasi.

"Vokasi sangat berpotensi hasilkan inovasi. Karena inovasi terkait erat dengan industri. Kita tau dalam ekosistem inovasi, salah satu kunci utama hilirisasi dari hasil riset. Kita tahu pendidikan vokasi punya nature penelitian beda dengan rekan pendidikan lain. Pendidikan vokasi itu riset terapan, bahwa riset-riset yang dibuat sesuai kebutuhan industri," sebut Berry dalam webinar CNN Indonesia dengan topik Pendidikan Vokasi menjawab tantangan Inovasi, Selasa (11/8).

Dengan sifat penelitian terapan, maka riset yang dibuat bersandar pada kebutuhan yang bisa diaplikasikan secara langsung. Teori yang ada cenderung untuk diterapkan secara langsung pada kebutuhan industri.

Namun, di masa pandemi ini tantangan bagi dunia vokasi pun terlihat nyata. Dengan lebih mengutamakan praktik secara langsung, maka kontak fisik dengan mesin atau alat bantu menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Juga termasuk kontak fisik dengan sesama pelajar.

Kondisi saat ini, hal itu sangat sulit terwujudkan karena adanya pembatasan sosial. Jika terus demikian, maka instansi pendidikan maupun pengambil kebijakan utamanya, harus berani ambil keputusan.

"Yang dilakukan sekarang gimana berpikir lebih terintegrasi. Gimana sehingga pelajaran kita lebih aman dengan pemikiran ekstra. Kita punya laboratorium, supaya mahasiswa praktikum benar maka harus dibuat prosedur, protokol. Jauh lebih kompleks, namun lebih terbuka, adaptif dan fleksibel," sebut Professor of management sustainable production Conventry University, UK, Benny Tjahjono dalam kesempatan sama.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vokasi Perlu Saat New Normal, Pemerintah-Industri Kolaborasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular