Baru 30% Vokasi yang Sudah 'Nikah' dengan Industri

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 August 2020 18:21
Dian Sastrowardoyo saat memberikan materi kepada mahasiswa Vokasi UI (Dok. Vokasi UI)
Foto: Dian Sastrowardoyo saat memberikan materi kepada mahasiswa Vokasi UI (Dok. Vokasi UI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya 'menikahkan' antara sekolah kejuruan dan perguruan tinggi vokasi dengan dunia terus diupayakan kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud).  Saat ini dari ribuan lembaga pendidikan vokasi dan kejuruan hanya 30% yang sudah sinkron dengan dunia industri.

Bagi dunia usaha untuk menyukseskan pendidikan vokasi yang berkelanjutan dan link and match dengan industri di Indonesia, ada sejumlah aspek yang perlu diperhatikan.

Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industri Kadin Indonesia Anton J Supit menilai perlu ada sejumlah perubahan budaya yang dilakukan, dari kalangan pelajar maupun dunia industri.

"Kita harus mengubah mindset dari sentralisasi ke desentralisasi. Begitu juga dengan pendidikan ini. Kita harus ubah menjadi bekerja sambil sekolah, karena lebih banyak di tempat kerja. Untuk sukses di tempat kerja dia harus siapkan rencana praktik kerja industri secara matang," sebut Anton dalam webinar CNN Indonesia dengan topik Pendidikan Vokasi menjawab tantangan Inovasi, Selasa (11/8).

Begitu juga ketika dalam menyiapkan lulusan, jika memang perlu menyesuaikan atau melakukan perombakan kurikulum, maka cara itu bisa dilakukan. Agar apa yang dipelajari, bisa diaplikasikan secara baik di lapangan. Hal ini sudah dilakukan negara lain seperti Jerman dan nyatanya berhasil.

"Tidak diajar lagi pelajaran yang mendasar. Katakan Bahasa, Sejarah tapi tapi sudah selesai di SMP. Jadi begitu masuk SMK yang diajarkan sesuai kompetensi yang diharapkan. Jika tidak, jadi kendala bahwa tamatan SMK pada saat ini harus dilatih lagi, padahal secara teori kalau udah tamatan vokasi dimanapun di dunia ini langsung bekerja tanpa dites lagi. apalagi bekerja di pabrik dia magang," katanya.

Hal ini menjadi tantangan bagi para pengambil kebijakan dalam mengimplementasikan ilmu yang dibutuhkan industri dengan pelajaran yang diajarkan saat di sekolah atau ketika praktek magang. Direktur Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto menyebut Vokasi dan industri bisa berjalan berdampingan.

"Saya yakin industri akan bangkit. Ketika industri hadapi hantaman, pasti dia akan bangkit dan mengarah ke new normal. Jangan sampai vokasi ketinggalan. Beberapa industri mulai narik magang yang artinya ada tanda new normal, atau kebangkitan," paparnya.

Ketika industri sudah mulai bangkit, lulusan Vokasi harus bisa mengambil peran. Apalagi, jumlahnya sangat besar di seluruh Indonesia.

"Ada 2 ribu kampus vokasi, 14 ribu SMK, sekitar 20-30% udah 'kawin' (dengan industri), terjadi pernikahan, mungkin belum komplit tapi pernikahan sudah dan sedang terjadi. Untuk tahun ini kita gelontorkan untuk pernikahan saja Rp.3,5 triliun dengan 40 program SMK, Perguruan Tinggi vokasi dan pelatihan. Di luar anggaran rutin kita. Moga itu jadi insting pernikahan dan tahun ini ratusan atau ribuan tambah lagi menikah dengan industri," sebutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vokasi Perlu Saat New Normal, Pemerintah-Industri Kolaborasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular